Portal Jatim

Inovasi Kesehatan di Situbondo, RSUD Gunakan Rp 2,3 Miliar dari DBHCHT untuk Alat Medis Baru

Redaksi
1585
×

Inovasi Kesehatan di Situbondo, RSUD Gunakan Rp 2,3 Miliar dari DBHCHT untuk Alat Medis Baru

Sebarkan artikel ini
Foto arsip--Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo dr. Roekmy mendampingi Sekda Kabupaten Situbondo Wawan Setiawan saat peresmian ruang inap.-Humas Pemkab Situbondo

SITUBONDO — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdoer Rahem Situbondo, Jawa Timur, berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) sebesar Rp2,3 miliar pada tahun anggaran 2024. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli beragam alat kesehatan yang diperlukan.

Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, Roekmy Prabarini Ario, menyatakan bahwa rumah sakit pemerintah daerah ini akan mengalokasikan dana tersebut untuk melengkapi peralatan medis yang mendukung pelayanan kepada masyarakat.

“Alhamdulillah, kami telah menerima alokasi dana DBHCHT sebesar Rp2,3 miliar tahun ini, yang akan digunakan untuk pembelian alat kesehatan guna meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” ujarnya di Situbondo pada Selasa.

Roekmy menjelaskan bahwa alat kesehatan yang dibutuhkan antara lain tiga unit infuse pump, dua unit syringe pump, satu unit elektroensefalograf (EEG), dua unit elektrocardiograf (ECG), satu unit mesin anestesi, lima unit bedside cap, dan tiga unit monitor pasien.

“Alat EEG berfungsi untuk mendeteksi sinyal listrik dari otak dalam rangka mendiagnosis pasien dengan kejang. Peralatan ini akan ditempatkan di poliklinik saraf untuk menggantikan alat EEG lama yang telah rusak karena pemakaian dan usia,” tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa pengadaan alat kesehatan ini bertujuan untuk menggantikan peralatan yang sudah tidak berfungsi. “Dengan penambahan alat-alat kesehatan ini, kami berharap waktu tunggu untuk operasi bisa menjadi lebih efektif dan cepat. Rencananya, monitor pasien yang baru akan digunakan di ruang ICU, karena alat yang ada saat ini masih kurang,” jelas Roekmy.

Hingga saat ini, proses pengadaan semua alat kesehatan tersebut masih dalam tahap penyelesaian. (ADV)