PONOROGO – Dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun belakangan ini (2021-2024), Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah merealisasikan pembangunan 191 unit sumur dalam.
Tentunya, program sumur dalam ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan di berbagai wilayah ‘Kota Reog’ tersebut.
“Sumur dalam ini dirancang untuk menyediakan pasokan air yang stabil bagi lahan pertanian di Ponorogo, bahkan saat musim kemarau tiba,” ujar Kabid Sarana dan Prasarana Pertanian di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Ponorogo, Tamar Mahara, (1/11/2024).
Bahkan, sumur dalam ini tak hanya diperuntukkan bagi lahan pertanian saja, namun juga perkebunan. Ini merupakan solusi jangka panjang menyoal ketersediaan air, terlebih saat memasuki musim kemarau.
“Selain itu perlu digaris bawahi jika kedalaman sumur lebih dari 80 meter. Sehingga sumber (air) dari sumur dalam ini tidak mengambil air permukaan yang umumnya digunakan rumah tangga,” tambahnya.
Dirinya merinci program yang digulirkan oleh Pemkab Ponorogo, di tahap awal di tahun 2021 membangun 25 sumur dalam. Tahun 2022, jumlahnya meningkat signifikan hingga 90 sumur. Pada tahun 2023, ditambahkan lagi 42 sumur.
“Serta di tahun 2024 ini dibangun 34 unit sumur dalam tambahan. Jika ditotal dari jangka tahun 2021-2024, total ada 191 sumur dalam sebagai solusi (air) terhadap pertanian,” ungkapnya.
Program sumur dalam ini akan terus berkontribusi terhadap swasembada pangan di Indonesia.
“Para petani dapat memanfaatkan sumber air yang memadai untuk meningkatkan hasil pertanian mereka,” jlentrehnya.
Sementara itu, salah seorang petani di Desa Ringinputih, Kecamatan Sampung, Mariadi, mengaku jika program sumur dalam ini membantu para petani. Bahkan, para petani tak khawatir untuk menaman padi di sepanjang tahun.
“Adanya sumur dalam ini, petani tetap bisa menanam padi meski kemarau panjang, karena suplai air dari sumur ini stabil. Begitu juga menanam jagung dan kedelai,” jelasnya.
Perlu diketahui, hal ini juga selaras dengan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo. Dimana, produktivitas padi mengalami kenaikan signifikan.
Salah satu faktanya, luas panen padi pada 2023 mencapai sekitar 66,59 ribu hektar, mengalami peningkatan 3,63 ribu hektar atau 5,77% dibandingkan luas panen padi di tahun 2022 yang sebesar 62,96 ribu hektar.
Produksi padi pada tahun 2023 yaitu sebesar 392,99 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), mengalami peningkatan sebanyak 33,58 ribu ton atau 9,34% dibandingkan produksi padi 2022 yang sebesar 359,41 ribu ton GKG. (*)