Example 970x250
Ekonomi Bisnis dan KeuanganArtikel, Tips & Edukasi

Rahasia 9 Strategi Ampuh Maksimalkan Keuntungan dari Saham Dividen Tinggi

portal-indonesia.com
1122
×

Rahasia 9 Strategi Ampuh Maksimalkan Keuntungan dari Saham Dividen Tinggi

Sebarkan artikel ini
saham dividen
Gambar Ilustrasi (portal-indonesia.com)
RajaBackLink.com

Membangun kekayaan dari saham tidak selalu harus bergantung pada kenaikan harga semata. Di balik volatilitas pasar, ada strategi yang lebih tenang tapi luar biasa efektif: mengoptimalkan pendapatan dari saham dividen tinggi .

Dividen bukan sekadar ‘bonus’ tahunan. Dalam strategi investasi jangka panjang, dividen bisa jadi alat utama untuk menciptakan penghasilan pasif yang stabil. Bahkan, banyak investor besar termasuk Warren Buffett, mengandalkan pendapatan dividen sebagai bagian penting dari portofolio mereka.

ADVERTISEMENT
RajaBackLink.com
Scroll Lanjut Membaca

Di artikel ini, kita akan kupas tuntas 9 strategi ampuh untuk memaksimalkan cuan dari saham dividen tinggi , berdasarkan pengalaman, data, dan prinsip-prinsip investasi berkelanjutan.

1. Prioritaskan Emiten yang Konsisten Bayar Dividen

Langkah pertama, dan sering diabaikan, adalah memastikan rekam jejak dividen perusahaan. Jangan hanya lihat satu tahun terakhir, lihat minimal 5 sampai 10 tahun ke belakang.

Perusahaan yang rutin membayar dividen, bahkan saat krisis ekonomi, menunjukkan bahwa mereka:

  • Punya arus kas yang sehat

  • Dikelola oleh tim manajemen yang stabil

  • Tidak mudah goyah oleh kondisi pasar

Contoh di Indonesia? BBCA, BBRI, dan TLKM dikenal konsisten membayar dividen bahkan di masa pandemi.

Dividen yang stabil adalah pondasi bagi strategi jangka panjang.

2. Seleksi Saham dengan Dividend Yield Sehat dan Realistis

Dividend yield sering jadi angka yang menggoda. Tapi, seperti kata pepatah: “kalau terlalu bagus buat jadi kenyataan, mungkin memang bukan kenyataan.”

Idealnya, carilah dividend yield di kisaran 4%–8% . Ini angka yang cukup menguntungkan, tapi masih dalam batas wajar.

Hindari:

  • Yield >10% secara tiba-tiba

  • Saham yang naik turun drastis tapi tetap menjanjikan dividen besar

  • Perusahaan yang baru saja memangkas laba bersih, tapi tetap membagikan dividen tinggi

Yield besar tanpa fundamental kuat adalah jebakan. Jangan buru-buru beli sebelum analisis lebih dalam.

3. Perhatikan Payout Ratio

Payout ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih perusahaan.

Jika rasio ini terlalu tinggi (>80%), ada kemungkinan perusahaan ‘memaksakan’ dividen demi menarik investor, atau justru tidak punya ruang untuk tumbuh.

Ideal:

  • 40%–60% untuk perusahaan bertumbuh

  • <75% untuk perusahaan mature (seperti utilitas dan bank besar)

Perusahaan yang bijak biasanya tetap menyisakan laba untuk ekspansi, bukan membagikan semua ke pemegang saham.

Saham Dividen
Ilustrasi (portal-indonesia.com)

4. Diversifikasi Berdasarkan Sektor & Frekuensi Pembayaran

Tak semua saham dividen dibayarkan tahunan. Ada yang kuartalan, bahkan semesteran. Kombinasikan saham dengan jadwal berbeda agar cash flow Anda lebih stabil.

Saran diversifikasi:

  • Sektor perbankan: stabil dan sering bayar dividen (contoh: BBRI)

  • Sektor konsumsi: defensif saat krisis (contoh: UNVR, ICBP)

  • Sektor infrastruktur/telekomunikasi: cash flow kuat (contoh: TLKM)

  • Sektor energi: potensi yield tinggi (contoh: PGAS)

Dengan diversifikasi ini, Anda bisa mendapatkan dividen secara berkala sepanjang tahun, bukan cuma sekali dalam setahun.

5. Reinvestasikan Dividen Secara Otomatis (Strategi Compounding)

Dividen yang diterima jangan langsung dihabiskan. Gunakan untuk membeli lebih banyak saham.

Strategi ini dikenal dengan nama compounding reinvestment . Dalam jangka panjang, dampaknya bisa luar biasa.

Ilustrasi sederhana:

  • Modal awal: Rp100 juta

  • Rata-rata yield: 6%

  • Reinvestasi tahunan selama 10 tahun

Tanpa top-up dana baru, nilai portofolio bisa tumbuh jadi lebih dari Rp180 juta. Dan itu belum termasuk capital gain!

6. Waspadai Dividend Trap

Banyak saham dengan yield tinggi yang ternyata adalah jebakan.

Mereka terlihat menarik di luar, tapi jika ditelusuri lebih dalam, ada masalah serius seperti:

  • Penurunan laba drastis

  • Masalah utang

  • Prospek bisnis yang melemah

Ciri-ciri dividend trap:

  • Yield >10% tiba-tiba

  • Harga saham anjlok dalam waktu singkat

  • Volume perdagangan rendah

  • Tidak ada rencana bisnis jangka panjang yang jelas

Lakukan screening menyeluruh. Jangan hanya andalkan info dari grup saham atau media sosial.

7. Manfaatkan Kalender Dividen untuk Strategi Waktu yang Efisien

Timing pembelian saham dividen sangat penting.

Jika tujuan Anda adalah menerima dividen, pastikan membeli saham sebelum cum date , bukan setelah.

Namun, strategi “beli sebelum cum date, jual setelah ex date” punya risiko karena harga saham biasanya turun setelah ex date.

Lebih bijak: beli saat harga masih wajar secara valuasi, dan tetap pegang saham tersebut jika fundamentalnya baik. Fokus jangka panjang lebih menguntungkan dibanding strategi “numpang lewat”.

8. Perhitungkan Pajak dan Efisiensi Biaya Investasi

Jangan lupa bahwa dividen dikenai pajak final 10% (untuk saham lokal). Pajak ini dipotong otomatis sebelum dividen masuk ke rekening.

Tapi ada juga peluang pembebasan pajak jika Anda memilih untuk reinvestasi dividen ke saham yang sama, sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku saat ini (cek UU HPP terbaru).

Selain pajak, perhitungkan:

  • Biaya beli dan jual saham (broker fee)

  • Spread harga

  • Biaya admin platform

Semakin efisien biaya investasi Anda, semakin besar hasil bersih yang bisa dinikmati dari dividen.

9. Gunakan Saham Dividen Sebagai Landasan Portofolio Pensiun

Bagi banyak investor, saham dividen adalah fondasi dari perencanaan keuangan jangka panjang , terutama pensiun.

Bayangkan di usia 55, Anda memiliki portofolio senilai Rp3 miliar yang terdiri dari saham dividen dengan yield rata-rata 5%. Tanpa menjual saham, Anda tetap menerima: Rp3.000.000.000 x 5% = Rp150.000.000/tahun Atau sekitar Rp12,5 juta/bulan pasif, bersih, dan berkelanjutan.

Investasi dividen bukan tentang cepat kaya, tapi tentang tetap sejahtera.

Penutup

Banyak orang menganggap dividen sebagai pelengkap. Tapi investor yang cerdas tahu, dividen bisa menjadi sumber pendapatan utama yang andal.

Dengan strategi yang tepat, mulai dari pemilihan saham, manajemen portofolio, hingga reinvestasi dividen, Anda bisa membangun sumber uang pasif yang bukan hanya stabil, tapi juga berkembang dari waktu ke waktu.

Dan yang terpenting, dividen memberi Anda kendali penuh atas waktu dan gaya hidup. Tak perlu lagi hidup menunggu capital gain yang tak pasti. Dividen memberi rasa tenang dalam jangka panjang.

Checklist Singkat untuk Aksi Hari Ini:

  • Cek portofolio: sudah ada saham dividen tinggi?
  • Telusuri track record dividen 5–10 tahun terakhir
  • Hitung dividend yield dan payout ratio
  • Buat daftar saham dengan jadwal pembayaran berbeda
  • Siapkan strategi reinvestasi dividen
  • Evaluasi ulang biaya transaksi dan pajak
  • Rancang portofolio jangka panjang untuk pensiun

Siap menjadikan saham dividen sebagai mesin penghasil uang pasif Anda?

Baca Juga:
Investasi Properti di 2025, Masihkah Menjanjikan?