YOGYAKARTA- Seorang masinis tidak sekadar mengemudikan kereta api, tapi sekaligus menjaga kelancaran dan keselamatan operasional perkeretaapian.
“Ia bertanggung jawab mengoperasikan kereta dengan penuh keahlian, menjaga jadwal perjalanan, dan memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan aman bagi pelanggan,” sebut Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro.
Diakui perjalanan menjadi seorang masinis tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Karena harus melewati proses (pendidikan) yang panjang.
Pertama, proses menjadi masinis dimulai dengan mengikuti serangkaian seleksi rekrutmen yang diadakan KAI. Calon masinis harus bersaing dengan puluhan ribu pelamar. Proses seleksi cukup ketat dan berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.
Karena itu bagi orang muda yang ingin berkarir di bidang operasional perjalanan KA, seperti masinis ini harus kondisi kesehatannya prima. Standar penilaian dalam tahap psikotesnya pun berbeda dengan rekrutmen jabatan lainnya.
“Kondisi kesehatan dan mental pekerja dapat memberikan pengaruh besar dalam pencapaian produktivitas kerja,” tutur Krisbiyantoro.
Menurutnya, seorang masinis juga harus teliti, sigap, tidak mudah stres, serta percaya diri. Sehingga keselamatan dan keamanan dalam mengoperasikan kereta api dapat terjamin.
Kedua, setelah lolos dari seleksi rekrutmen dan sudah menjadi calon pekerja tidak serta merta langsung menjadi masinis. Calon pekerja harus menempuh pendidikan dengan total waktu sekitar 8 bulan.
“Pada masa pendidikan, calon pekerja akan dipersiapkan baik ilmu maupun fisik agar ke depannya dapat menjalankan tanggung jawab sebagai masinis dengan terampil dan sesuai aturan,” tambahnya.
Pendidikan seusai lolos rekrutmen, selanjutnya mengikuti pembentukan pribadi efektif (PPE) selama 2 minggu. Lalu menempuh Diklat Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Pratama selama 2,5 bulan, praktik di Dipo 1 bulan, praktik Langsir 2 bulan, dan praktik Dinas KA 1 bulan. Seluruh diklat yang dijalankan terdapat tes akhir yang mewajibkan peserta lulus dan memiliki sertifikat kelulusan.
Setelah melalui serangkaian diklat yang panjang dan lulus, maka pekerja tersebut akan melangkah ke tingkat-tingkat selanjutnya, diantaranya:
1. Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Pratama.
Untuk menjadi ASP Tingkat Pratama ini akan ada tes lagi hingga ia mendapatkan tanda kelulusan. ASP Tingkat Pratama ditugaskan sebagai Asisten Masinis yang membantu tugas Masinis dalam dinas KA serta sebagai Masinis yang ditugaskan untuk Langsiran dengan pendampingan.
ASP Tingkat Pratama harus menjalani 2.000 jam perjalanan KA hingga ia bisa melanjutkan ke tahapan berikutnya.
2. Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Muda.
Setelah menjalani tahapan di ASP Tingkat Pratama, sang masinis akan melalui serangkaian tes dan diklat lagi. “Setelah lulus, baru ia akan menjalani 8.000 jam perjalanan KA sebagai pimpinan perjalanan yang mengoperasikan KA secara reguler maupun langsiran,” sebutnya.
3. Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) tingkat madya.
Setelah menjalani tahapan di ASP Tingkat Muda, masinis akan menjalani tes dan diklat lagi untuk ke tahap berikutnya. ASP Tingkat Madya bisa membutuhkan waktu 1 tahun 11 bulan atau lebih menyesuaikan pelaksanaan Diklat ASP Muda dan pelaksanaan sertifikasi.
ASP Tingkat Madya sama persis tugasnya dengan masinis muda, namun bisa ditugaskan sebagai penyelia atau instruktur.
Kris menambahkan untuk lokasi pendidikan bagi calon masinis ditempatkan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BP-TP) “Sofyan Hadi” Bekasi. Untuk sarana berpenggerak listrik dan Balai Pelatihan Teknik Traksi (BP-TT) “Darman Prasetyo” Yogyakarta untuk non listrik.
Pendidikan dan pelatihan yang ditempuh juga tidak serta merta semudah yang dibayangkan. Seorang calon Masinis harus lulus dan memiliki tanda lulus pendidikan dan pelatihan Awak Sarana Perkeretaapian sesuai dengan sistem pengoperasiannya.
Tak hanya itu, calon masinis juga harus lulus uji kecakapan sebagai awak sarana perkeretaapian sesuai dengan sistem pengoperasiannya.
Menurutnya, ketatnya persyaratan untuk menjadi masinis, tidak serta merta membuat profesi satu ini hanya diisi oleh tenaga pria saja. KAI juga membuka kesempatan bagi para srikandi Indonesia untuk menjadi masinis. “Ini merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesetaraan gender dalam dunia kerja,” pungkas Kris. (bams)