PONOROGO – Anggota DPRD Ponorogo, Agung Priyanto angkat bicara menyoal stand up comedy yang menyebut Monumen Reog di Kecamatan Sampung disebut ‘Patung Kucing’.
Stand up comedy yang dilakukan beberapa hari lalu di depan Gedung DPRD Ponorogo tersebut, merupakan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa dan sejumlah warga dalam mengkritisi 100 hari kerja kepemimpinan Bupati dan Wabup Ponorogo, Sugiri Sancoko-Lisdyarita.
“Dalam berdemonstrasi seharusnya memang tetap beretika dan beradab. Menyuarakan demokrasi jangan sampai menyinggung perasaan satu sama lain. Kebebasan itu dijamin (negara) kok,” ujar politisi dari partai PDI Perjuangan tersebut, Senin (2/6/2025).
Apapun permasalahan itu, kalau dibicarakan dengan baik-baik, pasti hasilnya juga baik. Bahkan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko pastinya ‘welcome’. Maka hal ini harus dipahami.
“Seperti kita tahu, kesenian asli Kabupaten Ponorogo adalah reog. Sedangkan monumen reog dibangun sebagai simbol budaya dan wujud identitas Ponorogo. Maka jika reog (macan) disebut (maaf) kucing, pasti akan ada pihak-pihak yang tersinggung,” jlentrehnya.
Selain itu, jika perubahan-perubahan APBD itu juga menyesuaikan dari program-program dari pemerintah pusat, jadi ada mekanisme -nya.
“Sehingga dalam menjalankan program, pembangunan maupun kebijakan, tidak bisa ‘bim salabim’. Semua itu butuh proses dalam membangun Ponorogo lebih baik. Termasuk progress pembangunan reog,” jlentrehnya.
Dirinya menambahkan, bagaimanapun juga mahasiswa itu adalah jiwa idealis bangsa, namun harus tetap menjaga marwah daerah.
“Ya atas adanya hal ini, tentu menjadi pengalaman kita bersama. Agar Ponorogo tetap kondusif,” tandasnya. (*)