MAMUJU – Suasana di depan Kantor Gubernur Sulawesi Barat memanas pada Jumat (4/7/2025), saat puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Mahasiswa Peduli Pendidikan (KOMPED) melakukan aksi demonstrasi menuntut keadilan dalam penyaluran dana beasiswa.
Dalam aksi yang penuh semangat dan kritikan tajam, mahasiswa menyoroti dugaan kuat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam pengelolaan program beasiswa oleh Pemerintah Provinsi Sulbar.
“Beasiswa seharusnya untuk semua, bukan hanya untuk orang dalam!” seru Koordinator Aksi, Muh. Fiqra Haykal, dalam orasinya yang membakar semangat demonstran.
Menurut Fiqra, alokasi beasiswa sebanyak 1.000 kuota untuk jenjang D3 hingga S3 itu rawan disalahgunakan karena kurangnya transparansi. Tidak ada data penerima yang dibuka ke publik, sehingga menimbulkan kecurigaan akan adanya “main belakang”.
“Kami menduga kuat bahwa beasiswa hanya dinikmati oleh mereka yang punya koneksi dengan pejabat. Ini jelas mencederai asas keadilan pendidikan,” ungkap Fiqra.
Aksi tersebut juga menyasar Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) yang bertanggung jawab atas distribusi beasiswa. Menurut mahasiswa, biro tersebut gagal menjalankan prinsip keterbukaan informasi publik.
“Sulbar masih gelap soal data. Tidak ada sistem terbuka, sehingga publik sulit mengawasi. Ini ruang empuk untuk praktik KKN,” tambah Fiqra.
Dalam orasinya, KOMPED menyampaikan tiga tuntutan utama:
- Penyaluran beasiswa harus diaudit dan dibuka ke publik secara transparan.
- Gubernur Sulbar harus segera mengevaluasi total kinerja Biro Kesra.
- Kepala Biro dan Kabag Kesra harus dicopot karena diduga menjadi aktor utama skandal ini.
KOMPED menyatakan, jika tidak ada tindakan nyata dari pihak Gubernur, gelombang aksi berikutnya akan digelar lebih besar.