Portal DIY

Keberatan Kelola Sampah Mandiri, Pedagang Pasar Condongcatur Ngadu kepada Ketua Sementara DPRD Sleman

Portal Indonesia
1184
×

Keberatan Kelola Sampah Mandiri, Pedagang Pasar Condongcatur Ngadu kepada Ketua Sementara DPRD Sleman

Sebarkan artikel ini
Ketua sementara DPRD Sleman Gustan Ganda (tengah), berdialog dengan para pedagang pasar Condongcatur (Brd/Portal Indonesia)

SLEMAN – Memperoleh informasi tentang permasalahan sampah pasar Condongcatur, Ketua Sementara DPRD Kabupaten Sleman Gustan Ganda mengunjungi pedagang Pasar Condongcatur Depok Sleman, Jumat (20/9/2024).

Kepada Ganda, para pedagang menyatakan keberatan terhadap adanya kebijakan para pedagang Pasar Condongcatur harus kelola sampah secara mandiri.

Dalam kunjungannya tersebut Gustan Ganda melihat langsung lokasi depo sampah di Pasar Condongcatur, yang kemudian melakukan dialog dengan para pedagang.

Dalam dialog tersebut, ketua Ketua Paguyuban Amanah Pedagang Pasar Condongcatur, Sumaryono mengatakan bahwa para pedagang pasar Condongcatur merasa keberatan terhadap kebijakan yang menyebutkan jika para pedagang harus mengelola sampah mandiri.

Sumaryono mengungkapkan, satu bulan terakhir pedagang diminta untuk membawa sampah pulang ke rumah masing-masing. Padahal, para pedagang sudah memenuhi kewajiban membayar retribusi sampah hingga saat ini.

Yang lebih memprihatinkan lagi, lanjut Sumaryono, sejak sepekan terakir, depo sampah di Pasar Condongcatur juga ditutup dan digembok. Dalam depo yang digembok ini ditempeli berbagai tulisan peringatan yang intinya pedagang tidak boleh membuang sampah di depo.

Tulisan peringatan itu diantaranya berbunyi “Semua pedagang tidak boleh membawa sampah di pasar,” “Awas pembuangan sampah di pasar Condongcatur terpantau CCTV,” hingga “Semua pedagang harus membawa pulang sampahnya sendiri-sendiri.”
“Kami juga disuruh dinas membuat surat pernyataan sanggup mengelola sampai sendiri. Tapi sampai sekarang kami tidak membuat,” tambah Sumaryono.

Menurutnya, dari total 350 pedagang di paguyubannya, semua merasa kebingungan untuk mengelola sampah. Apalagi, bagi mereka yang tidak memiliki lahan maupun ternak dirumahnya.

 

“Harapannya sampah bisa dikelola dinas. Habis jualan inginnya pulang bawa uang, bukan bawa sampah,” tutur Sumaryono.

Mendengar keluhan pedagang tersebut, Ganda menyatakan akan segera mengatasi persoalan ini. Ganda menilai, ini adalah dampak karena dinas terkait tidak melakukan antisipasi sebelumnya.

Baca Juga:  Partai Amanat Nasional Kunjungi Banteng Jogja Jelang Pilkada

“Harusnya dinas tahu soal peningkatan volume sampah dan siap dengan solusinya. Jangan kalau sudah puncaknya begini malah langsung menutup,” terang Ganda.

Ganda yang juga politisi PDIP tersebut menjelaskan bahwa saat rapat APBD perubahan telah dialokasikan Rp37 miliar untuk penanganan sampah.Termasuk sampah yang ada di pasar.

“Tapi ternyata yang membuang sampah di depo pasar tidak hanya pedagang, tapi juga dari luar. Sehingga hal ini akan kami selesaikan satu-satu,” jelasnya.

Solusi terdekat, lanjut ganda adalah membuka depo sampah. Namun, diikuti dengan pencegahan agar orang luar tidak bisa ikut membuang sampah di depo.

Di sisi lain, pengelolaan limbah cair juga turut jadi perhatian. Sebab kondisi ini menyebabkan Pasar Condongcatur menimbulkan bau tidak sedap sehingga pembeli merasa tidak nyaman.

Terkait retribusi yang diminta pada tiap pedagang, Ganda akan berkomunikasi dengan dinas terkait. Sebenarnya, walau tanpa retribusi pun pemerintah harus hadir di tengah permasalahan ini. (Brd)

 

*) Ikuti Berita Terbaru Portal Indonesia di Google News klik disini dan Jangan Lupa di Follow.