“Kenapa justru saat masyarakat sudah beralih ke LPG sesuai anjuran pemerintah, kelangkaan ini terjadi? Pemerintah dan pihak terkait harus bertanggung jawab untuk memastikan pasokan elpiji 3 kg terpenuhi,” tegas Irham dalam pernyataannya kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).
Irham menyoroti bahwa LPG 3 kg telah menjadi kebutuhan utama masyarakat setelah minyak tanah dihapus dari peredaran. Kelangkaan ini, menurutnya, bukan hanya mengganggu aktivitas harian seperti memasak, tetapi juga berdampak luas pada sektor usaha, khususnya pelaku bisnis kuliner.
“Dampaknya sangat serius. Penurunan pendapatan pelaku usaha, spekulasi harga yang tidak terkendali, hingga hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah bisa terjadi jika situasi ini tidak segera diatasi,” tambahnya.
Irham juga menilai bahwa kelangkaan ini menjadi celah bagi para spekulan menaikkan harga LPG 3 kg di pasaran. “Pasokan yang tidak lancar membuka peluang permainan harga. Akibatnya, masyarakat yang sudah kesulitan justru semakin terbebani,” jelasnya.
Dia berharap Pertamina segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. “Apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru, kebutuhan masyarakat pasti meningkat. Pertamina harus memastikan distribusi lancar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya menutup pernyataan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Portal-Indonesia.com masih berupaya menghubungi Pertamina area Sulawesi di Parepare untuk mendapatkan klarifikasi terkait kelangkaan ini.