KOTA MALANG – Debat perdana pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Malang, mampu mengantarkan Heri Cahyono – Ganis Rumpoko semakin memikat para pemilih untuk memilihnya pada 27 November 2024 nanti. Selasa (29/10/2024)
Ketua Tim Pemenangan HC – Ganis, I Made Riandiana Kartika menilai, apa yang ditunjukkan Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko dalam debat perdana semakin memupuk rasa optimis untuk memenangkan kontestasi Pilwalkot Malang 2024.
“Kita bisa melihat dari awal debat sampai akhir debat, bagaimana pemikiran-pemikiran dan ide brilian yang ditunjukkan Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko untuk membawa perubahan dan pembaharuan di Kota Malang ini, bahkan ide-idenya tersebut juga banyak disepakati oleh paslon lainnya,” tambah Made, yang juga pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Malang periode 2019 – 2024.
Bagi Made yang sudah berpengalaman di dalam lembaga legislatif kota Malang, apa yang diperlihatkan oleh Paslon nomor 2 menunjukkan kelasnya baik itu dari tataran gagasan, sampai aksi nyata yang akan dilakukannya ketika terpilih menjadi Walikota Malang dan Wakil Walikota Malang periode 2024 – 2029.
“Kebijakan Pemerintah Kota Malang sekarang sedang mengalami stagnasi, karena tidak ada teerobosan dan pembarahuan, maka diperlukan sosok seperti Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko untuk mengokrestasi perubahan dan pembaruan di Kota Malang ini, dengan berbagai gebrakan maupun ide-ide segarnya,” tegasnya.
Bagi Made, debat publik perdana ini bisa menjadi etalase, karakter pemimpin Kota Malang ke depannya, sehingga akan membuka mata dan telinga masyarakat Kota Malang untuk memilih paslon nomor 2.
Sementara menurut Choirul Anwar, salah satu Tim Sukses dari paslon nomor 2 ini, juga mengamini pendapat I Made Riandiana Kartika, yang menurutnya pada debat perdana ini, Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko sangat piawai dalam menarasikan gagasan untuk di wujudkan menjadi kebijakan maupun program ketika terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Malang periode 2024 – 2029.
“Saya melihat secara langsung debat ini dengan melihat Heri Cahyono dengan gaya khas malangannya, mampu membuat kita semua terkesima dengan ide brilliannya, khususnya bagaimana membangun Kota Malang menjadi City of Talent,” jelasnya.
Bagi Choirul, membangun Kota Malang itu harus melibatkan semua aspek, tidak hanya dalam bentuk fisik semata, tetapi harus mampu sampai membangkitkan kembali budaya malangan.
“Kita bisa lihat dari segi visual Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko memakai busana yang di produksi oleh wong asli malang, bahkan banyak juga ide-ide mengenai budaya yang akan menjadi fokus dari Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko,” tambahnya.
Choirul juga merasa kaget takjub, bahwa pasangan Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko mampu memberikan statement tentang kesetaraan pada semua sebagai landasan dalam membangun Kota Malang kedepannya.
“Dari budaya malangan yang di tunjukkan Heri Cahyono, sampai closing statement Ganis Rumpoko yang menggunakan bahasa madura, ini menunjukkan bahwa pasangan nomor dua ini mampu merangkul semua golongan, lintas budaya, dan lintas atnis yang berada di Kota Malang,” paparnya.
Bahkan, menurutnya sosok Ganis Rumpoko mencerminkan nilai-nilai yang dibawah Potre Koneng yaitu menganggap semua orang setara, tanpa melihat latar belakangnya, nilai empati yang tinggi terhadap semua orang.
“Saya melihat sosok Ganis Rumpoko di dalam debat perdana ini sudah seperti reinkarnasi potre koneng, karena dengan kerendahan hatinya, dia menganggap semua orang yang berada di Kota Malang ini setara, bahkan di akhir closing statementnya, dirinya meminta maaf atas kesalahan dalam bertutur kata dan bersikap dengan menggunakan bahasa madura, hal ini juga membuktikan bahwa sosok Ganis Rumpoko paham adab dan unggah-ungguh di dalam beretika,” tutupnya. (Junaedi)