Katarak merupakan salah satu gangguan penglihatan yang paling umum terjadi di dunia, terutama pada populasi usia lanjut. Kondisi ini ditandai oleh kekeruhan lensa mata yang secara perlahan mengganggu ketajaman penglihatan. Meski pada banyak kasus katarak berkembang seiring bertambahnya usia, terdapat sejumlah faktor risiko katarak yang mempercepat atau memperberat kondisi ini. Artikel ini membahas secara mendalam tiga kategori utama penyebab katarak: gaya hidup, penyakit tertentu, dan faktor genetik.
Apa Itu Katarak?
Sebelum masuk ke faktor risiko, penting untuk memahami apa itu katarak. Katarak adalah kondisi ketika lensa mata menjadi keruh sehingga menghalangi cahaya masuk ke retina secara optimal. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur, berawan, atau seperti melihat melalui kaca berembun. Katarak bisa menyerang satu atau kedua mata, dan sering kali berkembang secara perlahan sehingga penderitanya mungkin tidak langsung menyadari adanya perubahan.
1. Gaya Hidup yang Meningkatkan Risiko Katarak
a. Paparan Sinar UV Berlebihan
Paparan sinar ultraviolet (UV) dalam jangka panjang dapat merusak protein di lensa mata, mempercepat proses pembentukan katarak. Orang yang sering berada di luar ruangan tanpa pelindung mata seperti kacamata hitam memiliki risiko lebih tinggi.
b. Kebiasaan Merokok
Merokok menghasilkan radikal bebas yang merusak sel-sel dalam tubuh, termasuk sel pada mata. Zat kimia dalam rokok seperti nikotin dan tar mempercepat degenerasi lensa mata, meningkatkan risiko terjadinya katarak dua hingga tiga kali lipat dibanding non-perokok.
c. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan dalam jangka panjang berkorelasi dengan peningkatan risiko katarak, terutama jenis kortikal dan nuklear.
d. Pola Makan Tidak Seimbang
Kurangnya asupan antioksidan seperti vitamin C, E, lutein, dan zeaxanthin dapat mempercepat kerusakan oksidatif pada lensa mata. Diet tinggi gula dan rendah nutrisi memperbesar kemungkinan terkena katarak di usia muda.
e. Kurang Tidur
Meskipun jarang disebutkan, kurang tidur kronis turut berdampak pada kesehatan mata. Saat tubuh tidak mendapatkan istirahat cukup, proses regenerasi sel, termasuk di mata, terganggu. Ini bisa mempercepat proses penuaan lensa.
2. Penyakit yang Menjadi Pemicu Katarak
a. Diabetes Mellitus
Diabetes, khususnya jika tidak terkontrol, merupakan penyebab utama katarak sekunder. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan perubahan kimia pada lensa mata sehingga menjadi keruh lebih cepat. Penderita diabetes tipe 1 dan 2 sama-sama memiliki risiko lebih tinggi, terutama jika kadar HbA1c tidak stabil.
b. Hipertensi dan Gangguan Kardiovaskular
Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama dapat mempengaruhi sirkulasi darah di mata dan mempercepat degenerasi lensa. Selain itu, penggunaan obat antihipertensi tertentu juga dikaitkan dengan peningkatan risiko katarak, meskipun data masih bervariasi.
c. Obesitas
Obesitas berkorelasi dengan stres oksidatif tinggi dalam tubuh. Lemak berlebih meningkatkan peradangan sistemik dan produksi radikal bebas yang dapat mempercepat pembentukan katarak.
d. Gangguan Autoimun
Penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis sering kali memerlukan penggunaan jangka panjang obat kortikosteroid. Obat ini, meskipun efektif mengontrol gejala, memiliki efek samping berupa peningkatan risiko katarak subkapsular posterior.
e. Cedera atau Trauma Mata
Cedera pada mata, baik akibat benturan, benda asing, maupun prosedur bedah, bisa mempercepat kerusakan lensa. Kondisi ini disebut sebagai katarak traumatik dan dapat muncul segera atau bertahun-tahun setelah kejadian.
3. Pengaruh Genetika dan Faktor Usia
a. Faktor Keturunan
Riwayat keluarga dengan katarak meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hal yang sama, meskipun gaya hidup sehat sekalipun tidak sepenuhnya dapat menghindarinya. Beberapa variasi gen tertentu telah dikaitkan dengan kecenderungan pembentukan katarak lebih awal.
b. Usia Lanjut
Usia tetap menjadi faktor risiko utama. Lebih dari 70% individu berusia di atas 70 tahun menunjukkan tanda-tanda katarak, walaupun mungkin belum semuanya memerlukan intervensi bedah. Perubahan biologis pada lensa yang disebabkan oleh penuaan bersifat tak terelakkan, namun dapat diperlambat.
c. Jenis Kelamin dan Etnis
Statistik menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan terhadap katarak dibanding laki-laki, kemungkinan karena fluktuasi hormonal pasca-menopause. Selain itu, individu berkulit gelap memiliki kecenderungan lebih tinggi terhadap jenis katarak kortikal.
4. Faktor Risiko Lain yang Sering Diabaikan
a. Paparan Radiasi
Paparan terhadap radiasi ionisasi, baik dari lingkungan kerja (misalnya teknisi radiologi) maupun prosedur medis berulang, dapat merusak struktur lensa. Ini termasuk paparan sinar-X dan terapi radiasi kanker.
b. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Selain kortikosteroid, obat seperti amiodaron (untuk gangguan jantung) dan fenotiazina (untuk gangguan mental) juga dikaitkan dengan pembentukan katarak jangka panjang.
c. Penggunaan Lensa Kontak yang Tidak Higienis
Meskipun jarang, pemakaian lensa kontak yang tidak steril atau terlalu lama bisa menyebabkan infeksi yang merusak struktur mata, termasuk lensa. Infeksi berulang dapat memicu kekeruhan lensa.
5. Pencegahan dan Pengelolaan Risiko Katarak
Meskipun beberapa faktor risiko tidak dapat diubah (seperti usia dan genetik), banyak hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan kemungkinan berkembangnya katarak:
-
Gunakan kacamata hitam dengan pelindung UV setiap kali berada di luar ruangan.
-
Berhenti merokok dan kurangi konsumsi alkohol.
-
Kendalikan penyakit kronis, terutama diabetes dan hipertensi.
-
Konsumsi makanan bergizi, utamakan sayuran hijau, buah-buahan, dan makanan tinggi antioksidan.
-
Rutin memeriksakan mata, terutama jika memiliki riwayat keluarga atau penyakit sistemik.
-
Tidur cukup, karena regenerasi sel termasuk pada mata berlangsung saat tidur.
6. Kapan Harus Menemui Dokter?
Gejala katarak bisa berkembang secara bertahap dan sering diabaikan. Namun, Anda perlu segera memeriksakan diri jika mengalami:
-
Pandangan kabur atau berawan
-
Kesulitan melihat di malam hari
-
Silau berlebihan dari lampu atau matahari
-
Warna terlihat pudar
-
Sering ganti kacamata atau lensa kontak dalam waktu singkat
Kesimpulan
Katarak bukanlah sekadar dampak dari proses penuaan, melainkan hasil dari kombinasi berbagai faktor risiko yang mencakup gaya hidup, penyakit yang mendasarinya, serta predisposisi genetik. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, kita bisa melakukan upaya pencegahan lebih dini dan memperlambat perkembangan katarak. Pola hidup sehat, deteksi dini, serta pengelolaan penyakit sistemik menjadi kunci untuk menjaga kesehatan mata hingga usia lanjut.