PURBALINGGA- Kades Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Tarso,.tidak ikut cawe-cawe persoalan pembangunan Sanitasi/Sistem Pengolahan Limbah Domestik (SPALD) Saluran Rumah (SR) individu pedesaan.
Ia meminta awak media konfirmasi kepada ketua (KSM) Kelompok Swadaya Masyarakat Desa setempat
Menurutnya pembangunan dengan DAK infrastrukstur Sanitasi atau SPALD itu murni merupakan kegiatan KSM, dan tidak ikut campur tangan kegiatan tersebut.
“Kami tidak ikut cawe cawe karena murni kegiatan KSM, monggo jika ada temuan dilapangan kurang pas dikomunikasikan dengan ketua KSM, dan Pemdes tidak ada niatan mencari keuntungan dari program itu,” kata Tarso, Senin (21/1)
Lebih jauh Tarso mengatakan pada awal kegaiatan, ia meminta Program DAK sanitasi/SPALD itu digunakan untuk membangun 50 tangki septik dan 50 bilik. Namun demikian setelah koordinasi dengan Dinrumkim dan fasilitator lapangan terkait Rencana Anggaran Belanja (RAB) itu, hanya bisa dibangun sanitasi 50 tangki septic dan 33 bilik jamban.
“Ada pajak dan lain lain, dan terdapat 17 bilik jamban belum dibangun, itu temuan teman teman wartawan dilapangan, yang lebih detailnya silahkan konfirmasi dengan ketua KSM,” kata Tarso.
Ketua Pokmas (Kelompok Masyarakat) Afid selaku pelaksanakan program DAK Sanitasi Desa Maribaya saat dihubungi juga tidak mau berkomentar lebih banyak. “Ya biasa biasa saja, nanti nunggu momentum,” kata Afid singkat lewat ponselnya, Minggu (19/01). (dar)