PROBOLINGGO – Gagasan mulia yang diluncurkan Bupati Probolinggo, Gus Haris, melalui program Bike To Work kini justru mengundang kontroversi. Pasalnya, pelibatan anak-anak sekolah dalam kegiatan tersebut menuai kritik tajam dari berbagai pihak.
Ajakan bersepeda ke sekolah dinilai positif secara konsep: menyehatkan, ramah lingkungan, dan mengurangi kemacetan. Namun, sejumlah aktivis menilai pelaksanaannya terburu-buru tanpa kesiapan matang.
“Ide bagus, tapi jangan tergesa-gesa. Anak-anak belum tentu tinggal dekat sekolah, belum tentu punya sepeda yang aman,” ujar Cak Eko, Ketua Teater Gedabrus Probolinggo, Jumat (11/4/2025).
Menurutnya, tanpa infrastruktur pendukung seperti jalur sepeda, tempat parkir, dan jaminan keamanan, program ini bisa menjadi beban baru bagi siswa dan orang tua. Ia juga menekankan, jangan sampai program ini sekadar menjadi simbol tanpa substansi.
Sementara itu, Ketua LSM AMPP, Yek Lutfi, menyoroti hal lain: pelibatan siswa TK hingga SMP berdiri di pinggir jalan saat jam pelajaran hanya untuk menyambut Bupati.
“Apa faedahnya? Mereka sedang waktu belajar, tapi malah disuruh melambai ke Bupati. Ini keterlaluan dan tidak mendidik,” tegas Lutfi geram.
Ia mempertanyakan relevansi dari tindakan tersebut, dan menyebutnya sebagai bentuk pencitraan yang justru menyalahi prinsip pendidikan.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Disdikbud Probolinggo, Dwijoko, belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi melalui WhatsApp.