Portal Madura

Apa Itu Carok? Kisah Seru di Balik Kasus Viral di Madura!

939
×

Apa Itu Carok? Kisah Seru di Balik Kasus Viral di Madura!

Sebarkan artikel ini
Apa Itu Carok? Kisah Seru di Balik Kasus Viral di Madura!

PORTAL INDONESIA — Belakangan ini, kabar mengenai kasus carok di Bangkalan, Madura sedang viral. Beberapa korban tewas akibat kejadian ini, dan pelaku-pelaku telah ditahan oleh pihak kepolisian. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan carok?

 

Carok adalah tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh masyarakat Madura sebagai upaya untuk mempertahankan harga diri dari pelecehan oleh orang lain.

Diambil dari beberapa sumber dan Wikipedia, carok umumnya dipicu oleh pelecehan terhadap istri orang lain atau sengketa terkait tanah dan sumber daya alam.

Dalam pelaksanaannya, carok menggunakan dua metode, yaitu ngonggai dan nyelep. Hanya satu jenis senjata yang digunakan dalam carok, yaitu celurit. Dan ada beberapa persyaratan khusus bagi pelaku carok, seperti memiliki keberanian, tubuh yang kebal terhadap senjata, dan biaya yang siap untuk digunakan.

Dalam masyarakat Madura, melecehkan istri atau anak orang lain dianggap sebagai hal yang sangat memalukan bagi suami dan keluarganya.

Istilah “memalukan” di sini berarti mencari kematian. Oleh karena itu, masyarakat Madura memiliki prinsip bahwa segala sesuatu harus dibalas dengan cara yang sama. Jika ada seseorang dalam keluarga yang terbunuh, maka keluarga tersebut akan membalas dendam dengan cara carok.

Pemenang dalam aksi carok akan menyimpan pakaian dan senjata lawan yang mereka bunuh, lalu memberikannya kepada anak dan kerabat dekat pelaku carok yang tewas.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membalaskan dendam atas kematian tersebut. Seiring berjalannya waktu, tradisi carok menjadi bagian yang diwariskan secara turun temurun di masyarakat Madura.

Dalam kasus sengketa, carok dianggap sebagai cara terakhir untuk menyelesaikan masalah konflik. Secara umum, pihak yang bersengketa akan mencoba mencapai kesepakatan damai melalui musyawarah terlebih dahulu. Jika kesepakatan tidak tercapai, maka tindakan carok akan diterapkan.

Ada dua metode yang digunakan dalam carok, yaitu ngonggai dan nyelep. Ngonggai dilakukan dengan cara menantang lawan secara terbuka dan mendatangi rumahnya. Sedangkan nyelep dilakukan dengan cara menyerang lawan dari sisi atau belakang ketika lawan sedang lengah.

Selain itu, carok juga dapat terjadi secara mendadak tanpa persiapan sebelumnya. Ini terjadi ketika terjadi pelecehan harga diri yang tiba-tiba. Ada tiga syarat utama untuk melaksanakan carok secara terbuka, yaitu memiliki keberanian dan kesiapan fisik dan mental, memiliki tubuh yang kebal terhadap senjata, dan biaya yang disiapkan untuk memulai carok dan menanggung biaya setelahnya.

Biaya ini digunakan untuk membayar mantra tubuh yang kebal, membiayai ritual kematian bagi pelaku carok yang tewas, serta untuk meringankan hukuman dalam putusan sidang.

Namun, perlu ditegaskan bahwa carok hanya dapat dilakukan jika pihak yang akan berkelahi mendapatkan persetujuan dari keluarganya. Selain itu, carok harus dilakukan di tempat yang sepi dan sulit dijangkau oleh masyarakat umum.

Para pelaku carok harus mengenakan pakaian adat Madura dan hanya diperbolehkan menggunakan celurit sebagai senjata. Sebelum aksi carok dimulai, dilakukan tukar celurit dan penyampaian pesan kepada keluarga masing-masing jika pelaku tewas dalam aksi tersebut.

Dalam masyarakat Madura, carok memiliki makna dalam mempertahankan harga diri terutama dalam konteks hubungan suami-istri.

Carok menjadi lambang kekuasaan suami terhadap istri dan membentuk budaya keluarga, baik dalam cara menerima tamu, berpakaian, maupun pernikahan antar keluarga.

Selain itu, carok juga berperan dalam membentuk pemukiman dan status sosial dalam masyarakat Madura, di mana carok digunakan sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan dan melambangkan kekuatan bagi kerabat dan lingkungan sosial pelaku.