Membesarkan anak yang memilih-milih makanan bisa menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, sebagai orang tua, kita pasti ingin anak mendapatkan nutrisi yang seimbang dan tumbuh dengan sehat. Namun, ketika anak terus-menerus menolak sayuran atau makanan bergizi lainnya, rasa frustrasi pun tak terelakkan. Nah, untuk para orang tua yang sedang berjuang mengatasi anak pemilih makan , berikut adalah beberapa tips yang bisa dicoba agar waktu makan menjadi lebih menyenangkan dan efektif!
1. Jangan Paksa Anak untuk Makan
Hal pertama dan paling penting dalam menghadapi anak pemilih makan adalah jangan memaksa. Ketika anak dipaksa untuk makan, mereka cenderung merasa stres dan semakin menolak makanan tersebut. Daripada memaksa, cobalah untuk menciptakan suasana makan yang santai dan menyenangkan. Biarkan anak makan dengan nyaman dan sesuaikan dengan tempo mereka. Ingat, semakin rileks suasananya, semakin besar kemungkinan anak mau mencoba makanan baru.
2. Ajak Anak Berpartisipasi dalam Memilih dan Memasak Makanan
Anak-anak cenderung lebih tertarik untuk mencoba makanan yang mereka bantu siapkan. Ajak mereka ke pasar atau supermarket dan biarkan mereka memilih sayuran atau buah yang ingin mereka coba. Saat di dapur, libatkan mereka dalam proses memasak – mungkin dengan tugas-tugas sederhana seperti mencuci sayuran atau menyusun piring. Partisipasi aktif ini akan membuat anak merasa lebih memiliki “hubungan” dengan makanan tersebut dan bisa membantu mengurangi keengganan mereka.
3. Sajikan Makanan dengan Tampilan yang Menarik
Anak-anak sering kali lebih tertarik pada tampilan makanan daripada rasa atau kandungan gizinya. Cobalah membuat sajian makanan yang berwarna-warni atau berbentuk lucu, seperti membuat wajah senyum dari irisan wortel dan tomat, atau membentuk nasi menjadi bentuk hewan kecil. Dengan tampilan yang menarik, anak mungkin lebih antusias untuk mencoba makanan yang sebelumnya tidak mereka sukai.
4. Berikan Porsi Kecil Terlebih Dahulu
Menyajikan porsi besar bisa membuat anak merasa terintimidasi, terutama jika mereka belum pernah mencoba makanan tersebut sebelumnya. Mulailah dengan porsi kecil dan biarkan mereka merasakannya terlebih dahulu. Jika mereka tertarik, mereka bisa menambah porsinya. Dengan cara ini, anak tidak merasa tertekan untuk menghabiskan makanan dalam jumlah besar, dan proses mencoba makanan baru menjadi lebih ringan.
5. Jadilah Contoh yang Baik
Anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang tua mereka. Jadi, jika orang tua rajin makan sayur dan makanan bergizi lainnya dengan senang hati, anak akan melihatnya sebagai hal yang normal dan menyenangkan. Jadilah contoh yang baik dengan makan makanan sehat di depan mereka. Misalnya, ketika Anda makan brokoli atau wortel, katakan kepada anak betapa enaknya sayuran tersebut. Antusiasme Anda bisa menjadi motivasi bagi mereka untuk mencoba.
6. Hindari Memberikan Camilan di Luar Waktu Makan
Salah satu alasan anak menolak makanan utama adalah karena mereka kenyang dengan camilan. Hindari memberikan camilan terlalu dekat dengan waktu makan utama. Jika anak sudah kenyang sebelum makan, mereka pasti akan lebih memilih menolak makanan yang disajikan. Jadwalkan waktu camilan di antara waktu makan utama dan pastikan porsinya tidak terlalu besar, sehingga anak tetap memiliki nafsu makan saat waktu makan tiba.
7. Jangan Menyamaratakan Semua Makanan dalam Satu Piring
Cobalah untuk menyajikan makanan dalam porsi terpisah atau wadah kecil-kecil. Anak mungkin merasa enggan saat melihat semua makanan dicampur dalam satu piring. Misalnya, letakkan sayuran di satu tempat, nasi di tempat lain, dan lauk di tempat terpisah. Dengan cara ini, anak bisa memilih dan mencicipi satu per satu tanpa merasa terbebani dengan “tumpukan” makanan di depannya.
8. Kenalkan Makanan Baru Secara Bertahap
Jika anak benar-benar tidak suka makanan tertentu, jangan memaksakan semuanya sekaligus. Kenalkan makanan baru secara bertahap dan sedikit demi sedikit. Misalnya, jika anak belum terbiasa dengan sayuran hijau, cobalah mulai dengan sayuran yang rasanya lebih ringan seperti labu atau jagung. Seiring waktu, mereka mungkin lebih terbuka untuk mencoba sayuran lain yang lebih kuat rasanya, seperti bayam atau brokoli.
9. Jadikan Waktu Makan Sebagai Waktu yang Menyenangkan
Daripada menjadikan waktu makan sebagai “medan pertempuran,” cobalah menjadikannya waktu yang menyenangkan . Misalnya, Anda bisa mengajak anak untuk berbicara tentang hal-hal menyenangkan atau bermain permainan sederhana saat makan. Hindari kritik atau komentar negatif saat anak menolak makanan. Semakin santai dan menyenangkan suasananya, semakin besar kemungkinan anak untuk bersikap terbuka pada makanan baru.
10. Bersabar dan Terus Berusaha
Ingatlah bahwa mengatasi anak pemilih makan bukanlah proses yang instan. Butuh waktu dan kesabaran untuk membuat anak terbiasa dengan makanan baru dan mulai menikmati makanan yang bergizi. Jangan putus asa jika anak menolak satu atau dua kali – terus coba sajikan makanan tersebut di kesempatan lain. Terkadang, dibutuhkan beberapa kali percobaan sebelum anak akhirnya mau menerima makanan tersebut.
Kesimpulan
Menghadapi anak pemilih makan memang tidak mudah, tetapi dengan kesabaran dan strategi yang tepat, orang tua bisa membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat. Kunci utama adalah menciptakan suasana makan yang menyenangkan, melibatkan anak dalam proses memasak, dan memberikan contoh yang baik. Dengan cara-cara ini, anak-anak akan lebih terbuka untuk mencoba makanan baru dan mendapatkan asupan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh kembang yang optimal.