SLEMAN – Puluhan Insan Palang Merah Indonesia (PMI) yang terdiri pengurus PMI Kabupaten, dan pengurus PMI Kecamatan se kabupaten Tegal, Provnsi Jawa Tengah berkunjung ke markas PMI Sleman, Sabtu (26/10/2024).
Karena terbatasnya ruang yang dimiliki PMI Sleman, maka kedatangan mereka diterima diterima di ruang pertemuan kantor Kementrian Agama Sleman yang lokasinya berhadapan dengan markas PMI Sleman.
Selain ingin mengakaji tentang berbagai kemajuan PMI Sleman, kedatangan para pengurus PMI Tegal ke PMI Sleman ini juga untuk melakukan orientasi kepalang merahan bagi para pengurus PMI Kecamatan se Kabupaten Tegal.
Kedatangan mereka ke markas PMI Sleman dipimpin langsung oleh ketua PMI Tegal H.Iman Sisworo SH dan diterima oleh Ketua PMI Sleman dr Mafilindati Nuraini, M.Kes didampingi sekretaris PMI Sleman Jazim Sumirat SH.M.Si dan sejumlah pengurus PMI Sleman lainnya.
Dalam pertemuan itu, banyak hal yang ditanyakan para pengurus PMI Tegal kepada pengurus PMI Sleman.
Diantaranya tentang layanan darah bagi warga Sleman gratis (Ladamanis) yang dilakukan oleh PMI Sleman, Satuan Pendidikan Aman Bencana SPAB, serta sistem penegelolaan keuangan sistem satu pintu yang dilakukan oleh PMI Sleman.
Namun, dari berbagai pertanyaan tersebut, yang paling banyak adalah tentang program Ladamanis.
Ketua PMI Sleman , dr Mafilindati Nuraini mengatakan, bahwa program lada manis di PMI Sleman dilakukan sejak januari 2019. Melalui program tersebut, semua warga Sleman jika sakit dan pengobatanya membutuhkan darah tidak dipungut biaya apapun.
Sebab semua biaya pengganti pengolah darah yang mestinya ditanggung oleh para pengguna darah, sudah ditangung oleh Pemkab Sleman. “Melalui program ladamanis ini, semua warga Sleman tanpa mengenal status apapun bisa mengakses darah di PMI Sleman secara gratis,” kata Mafilindati.
Hal ini terjadi, lanjut Mafilindati, karena semua biaya pengolahan darah sudah ditanggung oleh Pemkab Sleman. Melalui program ini, dalam pelayanan darah kepada masyarakat, PMI Sleman memiliki selogan ‘Tidak ada kata tidak ada darah’. Dengan sesanti tersebut maka PMI Sleman terus berupaya bisa memiliki stok darah.
Apabila permintaan darah meningkat dan PMI Sleman tidak memiliki stok, PMI Sleman harus “berburu” darah ke berbagai daerah. Diantaranya, ke berbagai PMI di DIY, jawa tengah dan berbagai PMI di Jawa timur.
Sedang mengenai SPAB, PMI Sleman bekerjasama dengan berbagai sekolah di Sleman untuk melakukan pelatihan penanganan bencana alam.
Sejumlah pengurus PMI Tegal mengatakan tertarik terhadap program lada manis yang diterapkan oleh PMI Sleman. Karenanya mereka ingin mengkaji secara mendalam, dengan harapan program pro rakyat ini bisa diimplementasikan di Tegal. (Brd)