PORTAL OPINI

Yang Terlintas di Akauale

9
×

Yang Terlintas di Akauale

Sebarkan artikel ini
Yang Terlintas di Akauale

OPINI — Menghirup udara sejuk dibawah aneka pepohonan, sembari memandangi keadaan areal benteng, rasanya betul-betul nikmat. Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, saya menghirup udara segar itu. Ketika itu, bersama teman-teman berekreasi di Benteng Akauale. Selama dilokasi, saya menyaksikan pagar batu yang mengelilingi areal benteng. Tinggi pagar bervariasi. Kira-kira dua sampai tiga meter. Lebar pagar kira-kira 50 sentimeter.

Saya juga sempat memperhatikan gua. Saat itu ada teman-teman yang turun di dalam. Dilokasi benteng, saya bebas melihat suasana diluar. Jangkauan pandangan sulit saya prediksi. Uniknya, Benteng Akauale ini bisa dikata dikelilingi dengan mata air. Ada mata air Lombu. Ada mata air Aboneo. Ada mat air Liku Abande dan lainnya. Beberapa hal itu yang masih terlintas saat berkunjung di Benteng Akauale.

Benteng Akaulae ini masuk wilayah Desa Latompe, Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna Barat (Mubar), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Dari jalan umum Desa Latompe kira-kira berjarak empat kilometer. Dari Tugu Sarung, Desa Waulai, Kecamatan Barangka sekitar empat kilometer juga. Dari Rumah Jabatan Bupati Mubar, Bahri kira-kira diatas 20 kilometer. Berkunjung ke benteng bisa menggunakan motor dan mobil. Sebab jalannya sudah perkerasan. Belum diaspal. Mudah-mudahan melalui program Bupati Bahri pada tahun 2023 nanti jalan yang menuju Benteng Akauale sudah bisa diaspal. Semoga!

Oleh Pemerintah Desa Latompe, Benteng Akauale tersebut diprogramkan untuk pengembangan ekowisata. Dua tahun lalu, Kepala Desa Latompe, La Ode Sugira mengajukan proposal di Dinas Pariwisata Sultra. Namun usulan itu tak jadi diketok oleh DPRD Sultra. Dan akhirnya sampai saat ini Benteng Akauale belum disentuh oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Baik itu APBD Mubar maupun APBD Sultra.

Masyarakat desa setempat tentu punya harapan besar agar Benteng Akauale menjadi objek ekowisata. Dengan begitu Desa Latompe berpotensi dikunjungi oleh wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Kalau harapan itu menjadi kenyataan maka Desa Latompe akan ramai dikunjungi wisatawan. Kemudian, akan menghasilkan pendapatan asli desa (PAD). Kira-kira seperti itu yang berbayang dalam pikiran masyarakat dan pemerintah desa ketika mengingat potensi Benteng Akauale.

Mubar merupakan salah satu daerah yang memiliki destinasi wisata. Jumlahnya banyak. Selain banyak juga potensial. Pada zaman Kepala Dinas Pariwisata Mubar, Nasir Kola jargon pariwisata Mubar menjadi buah bibir insan pers. Ketika itu Nasir Kola mengusung jargon pariwisata Mubar: Negeri 1001 Pesona. Setelah berganti kepala dinas, jargon tersebut tak kedengaran lagi.

Baik pemerintahan Bupati Laode M. Rajiun Tumada, Bupati Achmad Lamani hingga Bupati Bahri mengharapkan sektor pariwisata menjadi sumber pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD) Mubar. Mudah-mudahan lewat tangan kreatif Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mubar, Ali Kadirun sektor pariwisata dapat mengail rezeki. Semua masyarakat berkeyakinan bahwa Ali Kadirun sudah menyiapkan cetak biru pembangunan pariwisata Mubar.

Tentu, destinasi wisata potensial yang ada sudah mulai dicatat. Memilah mana untuk di wilayah laut. Mana pula untuk di darat. Lalu dipilih mana yang akan diminati wisatawan lokal dan mancanegara. Kemudian dirumuskan sedemikian rupa mana yang bisa dianggarkan dalam APBD Mubar. Mana yang mau didorong di APBD Sultra. Mana yang diusulkan di APBN. Apakah Benteng Akauale sudah dicatat? Apakah Benteng Akauale masuk bagian yang akan dipilah? Apakah Benteng Akauale akan dipilih? Apakah Benteng Akaulae mau dianggarkan di APBD Mubar? Apakah Benteng Akauale mau didorong ke APBD Sultra? Apakah Benteng Akauale hendak diusulkan di APBN? Semua masih misteri. Misteri ini hanya bisa dijawab oleh yang berkompeten.