MALANG RAYA | Portal-Indonesia.com,- Dalam sambutan singkatnya, Sutiaji mengatakan bahwa saat ini untuk belajar membaca jauh lebih muda dari pada belajar berbudaya.Termasuk mengurai kata sesepuh yang bermakna’menyerap ilmu dan belajar dari para generasi yang lebih dulu merasakan pahit,asam manis dan kenyang pengalaman lebih dahulu.
Disampaikan juga oleh Sutiaji.Jika para seniman sepuh ketika mengkritisi sebuah kebijakan, cara penyampaiannya masih berbudaya dan penuh tatakrama.Sementara masih juga ada hastag cara mengkritisi kebijakan kepala daerah, justru kurang menunjukan perilaku bahasa yang mencerminkan berbudaya.Sehingga munculan kata Ajurji,Sutiajur dan cukji justru bangga dijadikan tagar
Hal itu dia sampaikan saat hadir diacara silaturohim para seniman sepuh sekalian,cek up kesehatan dan pembagian sembako,sekaligus pemberian tali asih oleh Walikota Malang, Sutiaji kepada para seniman sepuh yang hadir di hall cafe jeep area jalan Gribik,Kec.Kedungkandang.Jumat(26/02/2021)
Dipaparkan oleh Wali kota Malang ” Makanya mulai saat ini,ayolah kita gerakan kembali pada metode pembelajaran berbudaya pada generasi kita.”ucap Sutiaji dihadapan para awak media usai acara.
“Generasi kita jangan hanya pintar dan cerdas,tapi kurang berbudi pekerti kepada pihak yang lebih tua atau orang tuanya sendiri.Terutama bersikap dan berperilaku terhadap lingkungan sekitar ” Ungkap Sutiaji pada portal-indonesia
Dalam acara tersebut ,Sutiaji hadir didampingi oleh kepala OPD dari Disporapar,Disdikbud serta satu Anggota DPRD,Jose Rizal dari komisi B ,turut serta hadir pemilik tempat ,Eko Yudi Irawan, Camat dan Lurah Kedungkandang
Acara yang digelar oleh KABUNGA yang diketuai Yuyun Sulastri itu terselenggara didukung Lagziznu Jawa Tmur,Pemkot Malang dan bersinergitas dengan GWN, pilar SRIKANDI,INAKER PC Malang Kota, MMI.