KENDAL – Kasus penggerebekan seorang guru dan siswinya yang kedapatan berduaan di toilet sebuah masjid di Kendal yang videonya sempat viral di media sosial, akhirnya dikonfirmasi pihak sekolah. Dalam hal ini, SMKN 1 Kendal membenarkan bahwa dua orang dimaksud adalah salah satu guru dan siswi di sekolah mereka.
Seperti diketahui, video viral tersebut memperlihatkan penggerebekan pasangan laki-laki dan perempuan yang tengah berduaan di dalam toilet salah satu masjid di Kecamatan Pegandon, Kendal. Kepala SMKN 1 Kendal, Bambang Mulyanto, membenarkan bahwa oknum laki-laki dalam video tersebut adalah salah satu guru di sekolahnya. Guru berinisial I ini juga diketahui berstatus Guru Tidak Tetap (GTT).
“Itu memang guru GTT di sini dan putrinya juga siswi di sini. Kejadian itu awalnya saya belum percaya karena hanya laporan lisan-lisan saja, namun setelah berproses dan mencari informasi ternyata benar terjadi di dalam toilet salah satu masjid,” ungkap Bambang, kemarin.
Adapun perkembangan kasus tersebut akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan yang melibatkan guru dan siswi bersangkutan dengan para pihak yang terkait.
“Hasilnya, dari pihak sana, pemerintah desa maupun takmir masjid sudah menyelesaikan kasus tersebut pada 27 Mei 2024. Telah dipertemukan pihak keluarga I dan pihak putri, serta masyarakat desa. Sudah ada permintaan maaf juga ke takmir masjidnya dan katanya sudah selesai,” beber Bambang.
Pihak sekolah, lanjut Bambang, pun telah telah melakukan pemeriksaan terhadap oknum I dan bahkan sudah dibuatkan berita acara pemeriksaan/klarifikasi dari yang bersangkutan.
“Kalau di sekolah ada SOP nya, ada sanksi kepegawaian ringan, sedang, sampai berat. Keputusannya pun sudah diambil, bahwa I ini dibebastugaskan dari berbagai kegiatan sambal menunggu proses selanjutnya,” jelasnya.
Tak cukup itu, SMKN 1 Kendal juga sudah mengirimkan laporan terkait kasus ini ke Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII Jawa Tengah. Saat ini pihak sekolah tinggal menunggu keputusan dari Cabang Disdik tersebut.
“Sementara untuk siswi, pihak sekolah telah mengambil keputusan untuk dirumahkan terlebih dahulu. Dan nantinya akan dilakukan pembinaan sesuai prosedur,” lanjut Bambang.
Diakui Bambang, sekolah memilih tidak mengeluarkan siswi karena memberi kesempatan untuk pembinaan. Sekolah juga telah berkoordinasi dengan KPAI untuk membantu masalah ini.
“Ya, anaknya juga saya suruh istirahat di rumah dahulu. Sebab takutnya kalau berangkat terjadi aksi bullying juga,” pungkasnya. (*Pedro)