Berita Internasional

Toleransi Beragama dan Perdamaian : Orang Muda Aktor Penting

99
×

Toleransi Beragama dan Perdamaian : Orang Muda Aktor Penting

Sebarkan artikel ini
Toleransi Beragama dan Perdamaian : Orang Muda Aktor Penting
L. Amrih Jinangkung (Ist)

ROMA|portal-indonesia.com – Aksi terorisme dan radikalisme yang terjadi di Indonesia maupun di berbagai penjuru dunia menyadarkan masyarakat tentang masih rapuhnya perdamaian dan toleransi. Aksi terorisme seperti yang baru-baru ini terjadi di Makassar, telah mencoreng Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, serta penuh toleransi.

“Sayangnya masih banyak kaum muda yang terlibat dan menjadi pelaku aksi-aksi kekerasan tersebut, bahkan dengan mengorbankan nyawa sendiri,” kata
Dubes Indonesia untuk Tahta Suci,
L. Amrih Jinangkung terkait bakal digelarnya webinar bertema Youth and Religious Tolerance in Digital Era, pada 16 April 2021, mulai pukul 15.00 WIB atau 10.00 waktu Italia.

Webinar akan menghadirkan panelis dari 6 (enam) organisasi keagamaan di Indonesia, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Dari Vatikan akan tampil wakil dari Pontifical Council for Inter-religious Dialogue, Rektor Universitas Kepausan Urbaniana, dan Komunitas Sant’Egidio. Diskusi akan dipandu  wartawan senior The Jakarta Post Kornelius Purba, dan news anchor Kompas TV Nitia Anisa.

Kegiatan ini juga diinsiprasi oleh dokumen “Human Fraternity for World Peace and Living Together” yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Dr Ahmad al-Tayyeb, pada tahun 2019, serta kunjungan Paus ke Iraq pada Maret lalu. Langkah konkret para tokoh tersebut diharapkan menjadi contoh bagaimana memupuk toleransi antarumat beragama. Dalam hal ini kaum muda dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, antara lain untuk menyebarkan narasi positif tentang indahnya persaudaraan di tengah perbedaan.

Webinar terbuka untuk umum, dan KBRI Vatikan mengundang kaum muda untuk berpartisipasi dalam acara tersebut dengan mendaftarkan diri melalui tautan bit.ly/YouthAndReligiousTolerance.

Mengutip data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menunjukan usia pelaku teror di Indonesia yang masih muda, yaitu 11,8% berusia di bawah 21 tahun dan 47,3% di rentang usia 21-30 tahun.

Menurut Amrih Jinangkung banyak aktivitas yang sudah dilakukan berbagai pihak untuk memupuk persaudaraan, meningkatkan toleransi dan menyebarluaskan budaya perdamaian. Kaum muda juga terlibat dalam berbagai kegiatan tersebut. Namun nampaknya masih perlu upaya lebih keras lagi untuk memerangi aksi radikalisme dan intoleransi, karena masih ada pihak-pihak yang melakukan eksploitasi atas perbedaan-perbedaan di tengah masyarakat. “Kita mencatat bahwa di era digital ini, internet, media sosial dan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian dari keseharian hidup kaum muda jaman now,” sebutnya.

Internet dan media sosial menjadi sarana penting untuk menyebarkan berbagai sikap positif dalam kehidupan bermasyarakat, dialog antaragama dan budaya, semangat perdamaian serta persatuan. Tetapi fakta juga menunjukkan bahwa internet telah dimanfaatkan untuk upaya-upaya negatif, seperti penyebaran faham radikalisme hingga rekrutmen anggota oleh kelompok-kelompok radikal.

Keprihatinan atas berbagai aksi kekerasan dan terorisme di atas telah mendorong KBRI Vatikan untuk berkontribusi positif melalui webinar, guna mendorong peran aktif kaum muda sebagai aktor penting dalam penyebaran budaya damai, toleransi dan persaudaraan.

Webinar internasional  akan dilakukan secara virtual, juga dimaksudkan untuk menyebarluaskan ke dunia internasional mengenai contoh konkret toleransi beragama dan perdamaian di Indonesia yang memiliki kemajemukan budaya dan agama. (*/bams)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *