Sebanyak lima anggota tim Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Eksata (PKM-RE) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos pada tahap pendanaan dari Kemendikbudristek RI. Tim ini melakukan riset berjudul Biofabrikasi Nanopartikel Emas Termediasi Chaetoceros Calcitrans sebagai Antibakteri Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease pada Udang Vannamei.
Mahasiswa yang terlibat dalam riset tersebut adalah Diva Desmieta, Dhea Puspita Hakim, Isac Muhamad Kahlil Gibran, Sofiya Amalina, dan Azizah Raihani Purnama. Mereka merupakan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam (FIKKIA) dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR.
Dalam PKM itu, tim melakukan inovasi untuk mencegah penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang seringkali menyebabkan kematian massal pada udang vanamei.
“Kami melihat potensi nanopartikel emas dan C. calcitrans yang dikembangkan dengan pelarut yang sesuai, dimungkinkan dapat menjadi alternatif solusi untuk mengatasi penyakit AHPND pada udang vanamei,” ungkap Isac.
Kombinasi Formula Nanopartikel dengan Bahan Alam
Tim mengombinasikan formula nanopartikel dengan C. calcitrans untuk menciptakan inovasi bahan berdosis rendah dan efektif dalam jangka panjang. Nanopartikel berukuran 1-100 nm berfungsi sebagai sistem penghantaran obat dan mengontrol pelepasan zat aktif secara spesifik pada target tertentu di dalam tubuh.
Keterbaruan Inovasi
Isac mengungkapkan bahwa biofabrikasi nanopartikel emas dengan bahan alami C. calcitrans bersifat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan resistensi bakteri. “C. calcitrans tidak hanya berperan sebagai penstabil dan pereduksi toksisitas nanopartikel emas (Np-Au), tetapi juga sekaligus berkontribusi dalam menginhibisi V. parahaemolyticus dan memenuhi nutrisi udang,” tambahnya.
Solusi tim tersebut sejalan dengan program penting pemerintah dan berkontribusi pada pencapaian salah satu poin dalam SDGs. Yaitu poin 15 tentang kesehatan dan keberlanjutan hayati (Life on Land and Below Water).
Tim berharap solusi yang mereka tawarkan melalui inovasi bahan tersebut dapat mengatasi secara efektif penyakit AHPND pada udang vaname. Sehingga, dapat membawa dampak positif yang signifikan dalam mengurangi kematian massal udang dan menjadi tonggak baru bagi industri udang. (*)