EntertaimentKhazanah

‘TANTRA’, Pameran Tunggal Ketujuh I Ketut Adi Candra

24
×

‘TANTRA’, Pameran Tunggal Ketujuh I Ketut Adi Candra

Sebarkan artikel ini
'TANTRA', Pameran Tunggal Ketujuh I Ketut Adi Candra

 

Perupa asal Bali, I Ketut Adi Candra terlahir dari keluarga sederhana. Sejak kecil sudah mengenal dunia seni di Pulau Dewata yang tersohor melekat adat istiadat yang mengakar kuat.
Adat, tradisi dan seni beriringan indah dengan kegiatan keagamaan para leluhurnya secara turun-temurun.

Pameran tunggal dengan tema “ TANTRA “ ini menyuguhkan karya- karya terkini yang menyuarakan pengendapan spiritual dari Sang Perupa.

Karya-karya dalam “TANTRA” merupakan sebuah perjalanan tentang keseimbangan rasa, keindahan warna dan kedalaman batin.

Dalam beberapa catatannya Merwan Yusuf selaku kurator pameran menyebutkan bahwa, karya-karya
Ketut Adi Candra dibangun oleh beberapa unsur yang paling kental, yaitu proses perjalanan pribadinya
semenjak kecil hingga dewasa, dan sebagai kepala keluarga, seniman sekaligus Pemangku.

Dari berbagai proses panjang pembentukan dirinya , Ketut Adi Candra berupaya mengenyampingkan
sikap ego yang berlebihan, namun tetap menjaga sikap kritis, serta kesediaan melayani untuk sesama.

Dengan kesadaran seperti itulah ia meyakini telah memberi makna dalam menjalankan hidup ini buat
dirinya dan orang lain. Hasil pendalaman serta perenungan pelukis dinyatakannya dengan TRI HIPTA,
sebagai acuan melukis, yaitu harmoni dan keseimbangan. Maka kita akan membaca.

Kemudian bagaimana lukisan itu tidak hanya semata-mata lukisan, karena lukisan itu alat untuk memindahkan
kekuatan Spiritualitas dan Magis yang tidak bisa dilihat di karya visual tersebut.

Beberapa proses yang luar
biasa dan perjalanan-perjalanan Adi Candra ini dimulai dari penerapan, pembelajaran, pemaknaan, proses kritis, orientasi dan pemilihan serta penceburan total pematangan itulah ia tidak ragu dalam bersikap, tidak ragu dalam menentukan pilihan dengan hadirnya Rehipta, dan kemudian dengan tema “TANTRA” itu adalah berkat kematangan visual maupun spiritualitas, sehingga ada nilai-nilai  bagaimana Mantra, Tantra dihadirkan dalam puisi , dan bagaimana Mantra dihadirkan dalam visualisasi seperti yang diterjemahkan oleh karya-karya Ketut Adi Candra.

Pecinta seni kenamaan Dr. Melani Setiawan dalam sambutannya menyebut bahwa Bali dikenal sebagai
Pulau Dewata, pulau yang memiliki banyak kerajaan-kerajaan kecil serta kental dengan cerita dunia
khayangan.

'TANTRA', Pameran Tunggal Ketujuh I Ketut Adi Candra
Salah satu lukisan karya I Ketut Adi Candra yang dipamerkan di Balai Budaya Jakarta, Jumat (7/4). (Eko Marwanto untuk Portal Indonesia)

Budaya dan religi bersatu padu dengan nilai sosial, sehingga tak heran banyak ornament tradisi yang menghiasi setiap sudut-sudut kota atau desa di Bali. Hal demikian tentu memberi warna dan
inspirasi bagi masyarakat Bali.

Seperti pada karya Ketut Adi Candra yang padat dan hangat dengan
olahan warna yang dikomposisikan secara artistik sekaligus kontemplatif. Kesadaran akan nilai magis yang disapukan kombinatif antara ekspresi spontan dan ritme yang tenang, serta perenungan Tantra, diharapkan mampu memberi keseimbangan hidup yang penuh gejolak.

Sementara itu perupa William Robert yang juga pegiat seni dari BOSEN 2020 menyambut antusias
pameran tunggal ini.

Apa yang dihadirkan oleh Ketut Adi Candra tsb diharapkan ikut mendorong
maraknya berbagai kegiatan seni rupa akhir-akhir ini di Jakarta khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Tema Tantra di era berkembang pesatnya seni rupa kontomporer, ternyata perupa satu ini masih bisa memberikan tawaran kekhasan tersendiri melalui karyanya. Terutama dimana saat ini kejutan-kejutan visual begitu luar biasa dengan meniscayakan bahwa senirupa bisa hadir dengan
media apa saja, kejutan-kejutan yang begitu sangat bervariasi di era digital.

Tapi disisi lain Ketut AdibCandra tampil dengan tidak hanya bermodalkan kekuatan visual belaka, karyanya mampu menghadirkan jiwa serta muatan spiritual yang memang empirik dalam perjalanan seni serta kehidupannya saat ini.

Kanvasnya pun kini makin besar tak terbatas, sebesar jiwanya, seluas kehidupan. Seni ia persembahkan
sebagai bentuk penghormatan nyata kepada semesta dan Tuhan yang telah memberkati dirinya mencapai usia 50 tahun saat ini, yang semoga akan semakin banyak memberi arti dalam perjalanan berikutnya.

Sebagai pelukis Ketut Adi Candra sudah dapat dikatakan mapan dan fokus pada orientasinya. Ia telah berkarya sejak 25 tahun lalu, dan aktif berpameran baik bersama ataupun tunggal. Ini tentu sebagai salah satu tanggung jawab personal kepada dunia seni rupa yang ia pilih sebagai profesi juga panggilan
jiwa.

Pelukis yang bermukim di daerah Sukawati, Gianyar ini sebelumnya telah menggelar enam kali pameran tunggal , juga puluhan kali berpameran bersama di dalam dan luar negeri, diantaranya :
Jakarta, Bali, Semarang, Yogyakarta, Madiun, Australia, Denmark dll.

Tercatat iapun pernah menjadi finalis kompetisi seni lukis Nasional, Phillip Morris Art Award.

Pameran tunggal Ketut Adi Candra ini
sendiri akan berlangsung hingga tanggal 15 April 2023.

Salam Budaya, Eko Marwanto, Bantul