YOGYAKARTA – Sutradara dan produser kondang Nia Dinata sempat menikmati pameran batik pada event Batik Roadshow bersama Daop 6 Yogyakarta di Stasiun Yogyakarta, Senin (30/12/2024). Sutradara yang bernama asli Nurkurniati Aisyah Dewi itu mengapresiasi terselenggaranya event pameran di Stasiun “Tugu” tersebut.
“Ini adalah sebuah acara budaya yang brilian ya..di akhir tahun,” ucapnya.
Ia melihat pameran tersebut terkurasi dengan baik tentang batik dan sejarahnya dikaitkan sejarah-sejarah, perdagangan, ekonomi dan juga Keraton Yogyakarta. “Ini menurutku brilian,” akunya.
Nia Dinata mengaku rutin naik kereta api sebulan dua kali. Ia berharap kegiatan semacam ini dapat berlangsung lebih lama dan berulang-ulang. “Saya bolak balik Jakarta-Yogya selalu naik kereta,” tuturnya.
Setiap kali menunggu kereta yang akan ditumpangi dan datang lebih awal, ia tak pernah ada pameran serupa sebelumnya. “Hanya saja ini (pameran) terlalu sebentar ya.. harus lebih panjang dan berulang-ulang. Jadi kan lebih nyaman lagi ke Yogya naik kereta,” harapnya.
Nia Dinata merasa nyaman bepergian dengan angkutan kereta. Selain tidak kena macet juga tidak merasa capek. “Ya.. itu tadi. Pingennya pas nunggu kereta berangkat ada pameran,” harapnya lagi.
Salah satu rangkaian Batik Roadshow bersama Daop 6 Yogyakarta yaitu nyanting dan healing mendapat sambutan positif dari pengguna KA. Mereka tampak antusias mencoba atau ikut membatik dengan teknik nyanting.
Berdasarkan data yang dihimpun Daop 6, terdapat total 88 pengguna KA di Stasiun Yogyakarta yang telah mencoba membatik dengan teknin nyanting. Tiga diantaranya merupakan turis mancanegara yang berasal dari Jepang, Pakistan, dan Taiwan.
Salah satu pelanggan KA bernama Icha mengaku kegiatan membatik di stasiun ini sangat menyenangkan. “Nyanting di stasiun ini seru banget dan pengalaman baru buat aku. Pokoknya wajib dicoba,” ajaknya.
Beki, penumpang kereta sama hendak menggunakan KA menuju arah Jakarta. Ia juga mengaku tertarik begitu melihat ada kegiatan pameran tersebut saat dirinya menunggu KA.
“Saya sangat menarik dan antusias, karena di Jakarta jarang ada kegiatan membatik, ditambah pula sambil nunggu kereta terus kebetulan di depan ada kegiatan membatik jadi pengen coba,” tuturnya seraya berharap kegiatan semacam ini bisa sering diadakan.
Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan kegiatan pameran batik dan nyanting ini diharapkan dapat membantu melestarikan kebudayaan asli Indonesia, serta meningkatkan layanan kepada pelanggan.
Ia menekankan pentingnya Stasiun Yogyakarta sebagai salah satu stasiun heritage di Indonesia dalam menyampaikan pesan pelestarian budaya kepada generasi muda.
Menurutnya kereta api bukan hanya alat transportasi, tetapi juga penghubung antartradisi. Melalui pameran ini diharapkan masyarakat semakin mengenal dan mencintai warisan budaya Indonesia, khususnya batik.
Ia juga berharap kegiatan semacam ini bisa memberikan kesan dan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan terutama pada masa liburan Natal dan Tahun Baru 2025. (bams)