Portal DIY

Stasiun Lempuyangan ke Depan Jadi Wajah Kota Yogyakarta dalam Layanan Transportasi Nasional

Portal Indonesia
×

Stasiun Lempuyangan ke Depan Jadi Wajah Kota Yogyakarta dalam Layanan Transportasi Nasional

Sebarkan artikel ini
Pintu masuk Stasiun Lempuyangan Yogyakarta (Ist)

YOGYAKARTA – Dalam jangka panjang, Stasiun Lempuyangan Yogyakarta akan dikembangkan tak hanya berperan sebagai stasiun transit, akan tetapi juga sebagai hub atau pusat integrasi mobilitas, sosial dan ekonomi kota.

Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih dalam keterangannya pada Jumat (20/6/2025) mengatakan, upaya tersebut akan dilakukan secara kolaboratif dengan pemerintah daerah, para mitra dan berbagai komunitas. Ini guna memastikan pembangunan berorientasi pada keberlanjutan dan manfaat publik jangka panjang.

Pihak KAI meyakini menghadirkan layanan kereta api yang andal tidak cukup hanya dengan meningkatkan frekuensi atau mengganti armada. Akan tetapi juga menata simpul layanan seperti Stasiun Lempuyangan agar siap menghadapi realitas mobilitas masa depan.

“Stasiun ini bukan hanya tempat berhenti kereta, tetapi akan menjadi wajah Yogyakarta dalam pelayanan transportasi nasional yang tangguh, adaptif, dan inklusif,” ujar Feni.

KAI Daop 6 Yogyakarta mencatat proyeksi pertumbuhan tajam volume penumpang di Stasiun Lempuyangan hingga tahun 2029. Total penumpang kereta api jarak jauh (KAJJ) dan KRL lintas Yogyakarta–Palur yang dilayani dari dan menuju Lempuyangan diperkirakan mencapai 14.250.722 orang pada 2029, naik sekitar 42% dari volume tahun 2025 yang diproyeksikan berada di angka 10.013.543 penumpang.

Manager Humas KAI Daop 6 menyebutkan proyeksi pertumbuhan ini merupakan sinyal bahwa Stasiun Lempuyangan akan memainkan peran yang semakin penting dalam sistem mobilitas regional Jawa bagian selatan dalam beberapa tahun mendatang.

Secara rinci, volume penumpang KAJJ di Stasiun Lempuyangan diproyeksikan meningkat dari 1,58 juta penumpang pada tahun 2025 menjadi 2,45 juta penumpang pada tahun 2029. Sementara volume KRL Yogyakarta–Palur tumbuh dari 8,42 juta menjadi 11,79 juta penumpang pada periode yang sama.

Stasiun Lempuyangan kini menghadapi tantangan sebagai simpul transit yang melayani dua karakter pengguna yang berbeda: penumpang KA Jarak Jauh termasuk KA ekonomi PSO pemerintah dengan kebutuhan kenyamanan dan ruang tunggu memadai, serta penumpang KRL yang membutuhkan akses cepat, volume tinggi, dan ritme layanan komuter.

Baca Juga:
Bupati Sleman Lantik 155 Pejabat : Pemberian Pelayanan Tak Boleh Pilih Kasih

“Penggabungan dua fungsi ini memerlukan kapasitas, tata ruang dan manajemen sirkulasi yang lebih adaptif,” jelas Feni. (bams)