Portal DIY

Sleman Mulai Mengolah Sampah Jadi ‘Keripik’ Bahan Bakar Alternatif

33
×

Sleman Mulai Mengolah Sampah Jadi ‘Keripik’ Bahan Bakar Alternatif

Sebarkan artikel ini
Sleman Mulai Mengolah Sampah Jadi 'Keripik' Bahan Bakar Alternatif
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo tandatangani prasasti peresmian TPST Tamanmartani (Brd/Portal Indonesia)

SLEMAN– Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman telah selesai dibangun dan diresmikan.

Peresmian tersebut menjadi langkah awal bagi Pemerintahan Kabupaten Sleman untuk mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan dari mulai hulu hingga hilir.

Sampah di tempat seluas 1,3 hektar ini diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau ‘keripik’ sampah yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif industri pabrik semen.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, bangunan TPST Tamanmartani didirikan diatas tanah seluas 1,3 hektar dan biaya pembangunanya menghabiskan dana Rp 23,6 miliar, berasal dari APBD pemkab Sleman dan dari dana Keistimewaan DIY.

Dana sebesar itu untuk biaya pembuatan bangunan serta untuk mengadaan berbagai mesin pengolahan sampah.

“TPST Tamanmartani ini, memiliki tiga modul pengolahan sampah dengan kapasitas maksimal 80-90 ton sampah per hari. Selain di Tamanmartani, Pemkab Sleman kini juga tengah membangun TPST serupa di Sendangsari, Minggir dengan dua modul pengolahan berkapasitas 50-60 ton sampah per hari. TPST di Minggir dengan luas lahan 6,600 meter persegi ditargetkan mulai komisioning atau ujicoba beroperasi pada pertengahan Januari 2024 mendatang,” kata Ephipana.

Hasil akhir pengolahan sampah di dua TPST di Kabupaten Sleman ini menjadi RDF atau keripik sampah. Sampah tersebut diolah menjadi bahan bakar alternatif yang selanjutnya akan dikirim ke PT SBI di Cilacap.

Sleman Mulai Mengolah Sampah Jadi 'Keripik' Bahan Bakar Alternatif

“Jika dua TPST di Tamanmartani dan Minggir beroperasi, maka harapannya bisa mengirimkan RDF 100 ton per hari,” kata Epiphana, disela peresmian TPST Tamanmartani, Kamis (21/12/2023).

Selain membangun sarana dan prasarana (sarpras) pengolahan sampah, Ephipana juga mengharapkan partisipasi masyarakat untuk ikut terlibat gerakan memilah dan mengurangi sampah di Sleman.

“Kami yakin sampah itu akan berkurang jika masyarakat ikut berpartisipasi. Itu tidak sulit. Data kita lewat partisipasi masyarakat, maka sampah bisa berkurang hingga 100 ton per hari, sehingga kita terus tekan (volume sampah) melalui gerakan ini. Tapi kami juga siapkan sarana dan prasarananya untuk mengolah sehingga pengelolaan sampah bisa paripurna,” kata dia.

Sementara itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, TPST Tamanmartani ini akan difungsikan untuk mengolah sampah di wil;ayah Kabupaten Sleman Bagian timur, terutama dari wilayah kapanewon Prambanan, Berbah, Kalasan dan Ngemplak.

Selanjutnya, dalam waktu dekat pembanguan TPST Sendangsari kapanewon Minggir yang pengerjaanya hampir selesai juga akan segera diresmikan pemanfaatanya. TPST

Sendangsari tersebut nantinya akan difungsikan untuk mentgolah sampah pasokan dari wilayah Kapanewon Minggir, Moyudan, Godean, Seyegan dan Tempel.

“Setekah itu, Pemkab Sleman juga akan segera membangun TPST di Sleman tengah, tepatnya di wilayah kalurahan Caturharjo kapanewon Sleman, sehingga nantinya seluuruh wilayah di Sleman tidak akan kesulitan lagi dalam membuang sampah,” tegas Kustini. (Brd)