SLEMAN – Warga Padukuhan Pogung, Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman rabu pagi 9 April 2025 digemparkan adanya jenasah tergeletak di dekat Tempat Pembuangan Sampah (TPS) padukuhan Pugung Kidul RT 001 RW 049.
Setelah dilakukan penyelidikan oleh pihak berwenang, diketahui bahwa korban berinisial HBS (60) warga Rusunawa Jogoyudan Blok E No.11, RT.049/RW.012, Gowongan, Jetis, Yogyakarta, yang keseharianya dikenal sebagai driver Ojol Jogja Kita.
Pertama kali jenazah korban ditemukan oleh saksi RF ( 44) Warga Padukuhan Klopo, Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Saat itu, RF mengendarai mobil ambulan hendak memarkir kendaraanya di sekitar lokasi TPS padukuhan Pogung.
Tetapi ia melihat seseorang dalam keadaan tergelatak di lahan pertanahan dekat dengan sepeda motor milik korban. Selanjutnya RF mengininformasikan hal itu kepada warga sekitar yang kemudian mendekati orang yang tergeletak tersebut. Setelah dicermati, ternyata Korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Penemuan jenazah tersebut terus dilaporkan ke Polsek Mlati. Mendapat laporan warga, sejumlah anggota polisi Polsek Mlati dipimpin AIPTU Ruskendar mendatangi TKP untuk melakukan pemeriksaan.
Seorang warga Pogung kalurahan Sinduadi, Mlati berinisial JS mengatakan bahwa pada hari Selasa malam 8 April 2025 sekira pukul 22.00 Wib, saat dirinya melintas di dekat TKP hendak membeli obat, JS melihat korban sendirian berhenti di TKP yang nampaknya sedang istirahat.
Dari hasil penelusaran pihak berhawjib, benar bahwa Korban berinisial HBS yang keseharianya sebagai Driver Ojol Jogja Kita. Korban merupakan sosok yang dituakan dalam komunitas Driver Ojol Jogja Kita.
Barang bukti yang diketemukan di TKP yaitu satu unit sepeda motor Yamaha Mio warna merah nopol AB-2455-RI, dua unit helm warna merah, dua unit Hp merk infinix warna hitam dan HP merk redmi warna oranye beserta charger warna putih.
Selain itu, juga ditemukan sebuah tas cangklong warna hitam, sebuah dompet warna hitam milik korban berisi : KTP dan surat surat lainya
Dari hasil pemeriksaan Dokter Forensik RSUP Sarjito Yogyakarta, tubuh korban tidak ditemukan tanda tanda kekerasan. Darah yang keluar dari kepala Korban diakibatkan benturan ketika Korban terjatuh dalam posisi terlentang. Tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuh Korban.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga korban sudah mengikhlaskan dan menganggap kejadian tersebut merupakan musibah serta tidak akan menuntut secara hukum.
Menurut keterangan pihak kerabat Korban, beberapa hari lalu, korban sempat mengeluh sakit pada bagian dadanya.
Diperkirakan, pada saat korban bekerja sebagai driver Ojol kondisi korban sedang dalam keadaan sakit akan tetapi tetap memaksakan untuk bekerja, sehingga tidak menutup kemungkinan korban kelelahan dan akhirnya meninggal dunia. (Brd)