Portal Jatim

Rajaban, Tradisi Pemersatu Umat di Situbondo yang Sarat Makna

Redaksi
32
×

Rajaban, Tradisi Pemersatu Umat di Situbondo yang Sarat Makna

Sebarkan artikel ini

SITUBONDO – Tradisi Rajaban, warisan budaya masyarakat Jawa untuk memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, terus lestari dan menjadi perekat kebersamaan. Salah satu contohnya dapat ditemukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh, Situbondo, Jawa Timur, pada Jumat (10/1/2025).

Tradisi ini sarat makna religius dan sosial. Tidak hanya sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT, Rajaban juga menjadi simbol habluminallah (hubungan manusia dengan Allah), mempererat tali silaturahmi antarwarga, serta menjaga nilai-nilai budaya yang telah diwariskan turun-temurun.

Bulan Rajab: Bulan Mulia dalam Islam

Rajab, bulan ke-7 dalam kalender Islam, memiliki keutamaan istimewa. Al-Qur’an menyebut keagungannya dalam QS Al-Taubah: 36. Bulan ini juga menjadi saksi sejarah penting, yakni peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Dalam sambutannya, Ustaz Suradi mengungkapkan, “Bulan Rajab dipenuhi berbagai peristiwa agung dalam sejarah kenabian dan umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam memuliakan bulan ini dengan berbagai cara, salah satunya melalui tradisi Rajaban.”

Ia menambahkan, “Rajaban berasal dari bahasa Jawa yang bermakna sebuah tradisi rutin yang dilakukan untuk menyambut bulan Rajab, seperti halnya tahlilan yang berasal dari kata tahlil yang diberi imbuhan ‘an’.”

Tradisi yang Sarat Kehangatan dan Kebersamaan

Tradisi Rajaban menjadi momentum spesial bagi masyarakat Jawa untuk berbagi, berkumpul, dan bersyukur. Kegiatan ini biasanya meliputi doa bersama, ziarah, pembacaan tahlil, hingga tasyakur. Selain itu, masyarakat juga menyajikan aneka makanan tradisional dari hasil bumi yang dinikmati bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

Dengan suasana yang penuh kehangatan, hidangan seperti kue-kue tradisional dan makanan sederhana khas desa menjadi bagian penting dalam tradisi ini. Rajaban tidak hanya menjadi pengingat nilai-nilai spiritual tetapi juga menghidupkan semangat gotong-royong dan kekeluargaan di tengah masyarakat.

Baca Juga:
Warga Maduran Besuki Bersatu Gotong Royong Antisipasi Banjir

Melalui pelestarian tradisi Rajaban, masyarakat Situbondo tidak hanya menjaga warisan leluhur tetapi juga memperkuat jalinan sosial di tengah keragaman umat. Tradisi ini menjadi cerminan harmoni antara nilai agama dan budaya yang tetap relevan hingga kini.