MAMUJU – Puluhan mahasiswa dari Aliansi Fraksi Mahasiswa, Ampera, dan Gertak menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju, Jl. Jenderal Sudirman, Karema, Sulawesi Barat, Jumat (10/1/2025).
Aksi ini dipicu oleh kelangkaan tabung gas melon 3 kg yang meresahkan masyarakat kecil di Mamuju.
Koordinator lapangan, Ahmad, dalam orasinya menyoroti dampak kelangkaan tersebut.
“Tabung gas melon 3 kg ini sangat sulit ditemukan dan membuat masyarakat kecil di Mamuju merasa dirugikan,” tegas Ahmad melalui pengeras suara.
Ia juga mengungkapkan bahwa selain sulit didapat, harga di tingkat pengecer mencapai Rp40 ribu per tabung, jauh di atas harga normal.
“Sudah langka, harganya mahal, mencapai Rp40 ribu per tabung,” keluh Ahmad.
Ahmad menuding Dinas Perdagangan Mamuju tidak mampu menyelesaikan persoalan ini di lapangan.
“Segera tuntaskan kelangkaan tabung gas ini, yang sangat merugikan masyarakat kecil di Mamuju,” desaknya.
Ahmad pun mengancam akan menggelar aksi di kantor Pertamina jika Dinas Perdagangan tidak segera memberikan solusi.
“Jika tak ada tindakan nyata, kami akan turun aksi ke Pertamina,” tutupnya.
Penjelasan dari Dinas Perdagangan
Kepala Bidang Perlindungan dan Konsumen Dinas Perdagangan (Disdag) Mamuju, Andi Acce Tenrisaung, menjelaskan bahwa kelangkaan tabung gas melon 3 kg terjadi karena distribusi yang dinilai tidak tepat sasaran.
“Masalahnya ada di pengecer. Kami hanya mengontrol distribusi hingga di tingkat pangkalan,” jelas Andi Acce.
Ia mengaku pihaknya telah melakukan operasi pasar dan sosialisasi untuk memastikan penyaluran gas elpiji 3 kg lebih tepat sasaran.
“Saat ini ada pembatasan: rumah tangga maksimal 4 tabung per bulan, UMKM dan nelayan masing-masing 10 tabung, sesuai data di aplikasi Pertamina,” paparnya.
Andi Acce menegaskan bahwa hampir 7 ribu tabung gas disalurkan setiap hari, sehingga seharusnya tidak ada kelangkaan.
“Kami akan terus memantau dan memperbaiki distribusi agar tidak ada lagi keluhan masyarakat,” pungkasnya.