KENDAL – Podes survei BPS yang berbasis small area statistik, ada tiga kegiatan pendataan level Desa, kecamatan, dan Kabupaten. Survei ini sangat penting untuk profil desa.
Bertujuan untuk menggali berbagai informasi potensi desa, mulai dari geografis, pemerintahan, ekonomi, pendidikan ,dan sebagainya.
Semua potensi yang ada di level Desa dicatat oleh BPS sehingga potensi tersebut bisa menghasilkan indikator indikator strategis terkait kewilayahan desa, supaya bisa dipergunakan oleh pemerintah pusat untuk berbagai program kegiatan, sifatnya yang berbasis kewilayahan.
Kepala BPS Kendal, Ade Sandi Parwoto, kepada awak media mengatakan Podes sudah dilaksanakan mulai 2-31 Mei kemaren jadi sudah selesai. Sekarang proses pencermatan anomali.” Katanya
“Alhamdulillah di Kabupaten Kendal 286 desa dan kelurahan sudah rampung, 20 Kecamatan sudah rampung, data Kabupaten Kendal pun sudah rampung. Respondennya adalah perangkat desa dan nantinya harus dapat persetujuan kepala desa, camat, kalau tingkat kabupaten dari Sekda,” tutur Ade.
Lebih lanjut Edy mengatakan saat ini sudah dilakukan penyusunan yang namanya untuk profil desa, arahnya bagaimana menampilkan statistik desa, atau kelurahan dalam bentuk yang lebih bisa dipahami oleh publik, misalkan dalam bentuk buku, elektronik, untuk bisa diakses lebih mudah, murah, dan cepat.
Podes ini dilaksanakan setiap mau ada sensus, contohnya sensus penduduk, sensus pertanian, sensus ekonomi danlainnya, data ini tidak bisa langsung ditampilkan tetapi ada timeline nya, timeline-nya itu sesuai dengan pusat dan Podess ini biasanya publish ditahun H+ 1.
Saat ini lagi tahap pengumpulan data, selanjutnya ada cek tahap pemeriksaan, setelah pemeriksaan pengolahannya menggunakan capi atau android, jadi di data langsung diolah. Beda menggunakan kuesioner, wawancara, baru diolah menggunakan komputer, kalau saat ini semua berbasis android, dicek di submit ada kesalahan atau tidak kalau ada kesalahan direject lagi, diberi catatan diperbaiki lagi.
“Saat ini sekarang klarifikasi terkait angka yang tidak wajar karena saat pendataan ada resiko konsep, momen error, dilakukan perbaikan kalau sudah oke baru di rilis, baru data itu bisa digunakan oleh Kementerian untuk berbagai kegiatan-kegiatan,” terang Ade.
Petugas BPS Kabupaten Kendal yang di lapangan ada 55, 41 petugas pendata, yang 14 supervisor atau pengawas. Jadi ada proses pemeriksaan.
Harapannya data yang dihasilkan bisa dinikmati oleh publik, setiap indikator-indikator yang dikeluarkan oleh BPS bisa dipahami dengan mudah oleh masyarakat, tidak menggunakan bahasa statistik yang rumit tetapi dengan bahasa yang gampang dipahami oleh masyarakat. (*Pedro)