Portal Jatim

Prasasti Kudadu, Menyingkap Misteri Situs Alas Trik, Jejak Awal Majapahit

Redaksi
143
×

Prasasti Kudadu, Menyingkap Misteri Situs Alas Trik, Jejak Awal Majapahit

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO — Situs Alas Trik terletak di Desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, menjadi sorotan setelah penemuan sejumlah artefak dan struktur batu bata kuno yang diduga menyimpan jejak penting sejarah awal Majapahit.

Situs ini pertama kali ditemukan pada tahun 2018 oleh seorang petani bernama Paimin saat menanam singkong.

Menurut Agus Suyatno, Juru Pelihara Museum Kedung Alas Trik, di lokasi tersebut ditemukan pecahan gerabah, koin dari Dinasti Ming, artefak, hingga struktur batu bata kuno yang membentuk pagar. “Struktur batu bata ini diduga memanjang hingga Desa Medowo yang disebutkan dalam Kitab Pararaton. Jika dilakukan penggalian lebih lanjut, struktur ini kemungkinan akan terlihat lebih jelas, namun irigasi sawah di sekitar lokasi menghambat eksplorasi,” jelasnya.

Alas Tarik atau Alas Trik diyakini sebagai kawasan strategis yang menjadi titik awal berdirinya Majapahit. Berdasarkan Prasasti Kudadu dan Kitab Pararaton, kawasan ini menjadi tempat persembunyian Raden Wijaya setelah berhasil mengalahkan pasukan Tar-Tar dengan bantuan pasukan Gelang-Gelang. Ia kemudian membangun kedaton dan pemukiman di kawasan tersebut, yang menjadi cikal bakal Kerajaan Majapahit.

Selain itu Dalam kisah Kidung Panji Wijayakrama, Hutan Tarik ini dikenal sebagai tempat ditemukannya buah maja yang pahit, yang menjadi asal-usul nama Majapahit.

Berbagai temuan di Situs Alas Tarik semakin memperkuat dugaan tentang peran penting kawasan ini menjadi awal pendirian Majapahit .

Selain Artefak yang ditemukan meliputi pecahan gerabah, keramik, batu bata kuno dengan corak unik, serta Batu Arupadatu, Batu Lesung, Batu Jaladwara, hingga Lumpang batu andesit. Selain itu, ditemukan pula motif Makara dan Batu Dorpal, yang mengindikasikan adanya aktivitas religius atau sosial pada masa lampau.

“Di aliran irigasi, kami juga menemukan struktur seperti sekat kamar yang terbuat dari batu bata kuno. Batu bata ini memiliki corak unik yang berbeda dari batu bata modern,” tambah Agus. Penemuan ini menjadi bukti adanya bukti cikal bakal berdirinya Majapahit.

Baca Juga:
Perumda Delta Tirta Sidoarjo, Wujudkan Air Bersih Berkualitas untuk Masyarakat

Keberadaan Alas Tarik yang strategis, diapit oleh dua aliran Sungai Brantas, menjadikannya salah satu jalur transportasi penting pada masa lampau.

Namun, proses observasi dan pelestarian Situs Alas Tarik saat ini masih terbatas. Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur menghentikan sementara observasi karena belum adanya surat resmi untuk pendirian cagar budaya.

“Penemuan ini merupakan langkah awal yang penting dalam mengungkap sejarah awal Majapahit. Kami berharap penelitian lebih lanjut dapat dilakukan oleh para arkeolog dan pihak berwenang untuk mengungkap misteri yang tersimpan di situs ini,” ungkap Agus.

Sejarah pendirian Kerajaan Majapahit tidak lepas dari Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara dari Singasari. Setelah mengalahkan pasukan Tar-Tar dengan bantuan pasukan Gelang-Gelang, Wijaya menemukan tempat strategis di kawasan Hutan Tarik, yang kemudian menjadi kedaton sekaligus pemukiman awal Majapahit.

Keberhasilan Wijaya dalam mendirikan Majapahit didukung oleh kisah persembunyiannya yang terekam dalam Prasasti Kudadu. Prasasti ini dibuat pada tahun 1216 Saka (1294 Masehi) dan menceritakan jasa Rama dari Desa Kudadu yang melindungi Wijaya saat melarikan diri dari pengejaran Jayakatwang. Pada masa itu, Wijaya dikenal dengan nama Nararya Sanggramawijaya.

Jayakatwang, Adipati Gelang-Gelang, adalah tokoh yang menumbangkan Singasari pada tahun 1292 Masehi setelah membunuh Raja Kertanegara. Keruntuhan Singasari terjadi karena sebagian besar pasukan kerajaan dikerahkan untuk menghadapi serangan Mongol, meninggalkan istana dalam keadaan rentan.

Setelah kekalahan Singasari, Wijaya berhasil melarikan diri ke Terung sebelum akhirnya menuju Madura untuk meminta perlindungan kepada Arya Wiraraja, Adipati Sungenep. Dengan bantuan Arya, Wijaya menyusun siasat untuk merebut kembali kekuasaan dari tangan Jayakatwang.

Wijaya berjanji akan membagi dua wilayah kekuasaannya dengan Arya jika berhasil menaklukkan Kediri. Sebagai bagian dari strateginya, Wijaya berpura-pura menyerahkan diri kepada Jayakatwang dan diberi tugas membuka Hutan Tarik sebagai tempat tinggal. Kawasan ini kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Majapahit.

Baca Juga:
Konsep Ala Petani, Karang Taruna Kelurahan Sebani Gelar Upacara Dirgahayu RI di Persawahan

bahwa saat membuka Hutan Tarik, seorang pengikut Wijaya dari Sumenep menemukan buah maja yang rasanya pahit. Nama Majapahit pun lahir dari peristiwa ini, mengabadikan perjuangan Wijaya dan pasukannya di wilayah tersebut.

Hutan Tarik, yang kemudian disebut Wilwatikta, menjadi pusat peradaban awal Majapahit. Dengan bantuan orang-orang Sumenep yang dikirim Arya Wiraraja, kawasan ini berkembang menjadi kedaton dan pusat pemerintahan pertama Majapahit.

Kemenangan Wijaya atas Jayakatwang tidak hanya menandai kebangkitan kembali kekuasaan di Jawa, tetapi juga menjadi awal dari kejayaan Majapahit sebagai salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.