MAMUJU – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Mamuju mendesak Polda Sulawesi Barat untuk mengusut tuntas dugaan pembunuhan berencana terhadap salah satu kadernya, yang diduga dilakukan oleh Kepala Desa Onang di Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene.
Ketua PMII Mamuju, Refli Sakti Sanjaya, menegaskan bahwa pihaknya mencurigai adanya konspirasi di balik insiden yang menewaskan kader PMII di rumah Kepala Desa Onang.
Ia menyebut pembunuhan ini tidak sekadar tindakan spontan, tetapi kemungkinan besar direncanakan dengan melibatkan lebih dari satu pelaku.
“Kami menduga kuat ini adalah pembunuhan berencana. Bukti di lapangan mengarah pada tindakan yang disengaja dan melibatkan lebih dari satu orang,” ujar Refli. Minggu (1/12/2024).
Refli mengungkapkan bahwa berdasarkan kesaksian warga, korban datang ke rumah kepala desa tanpa membawa senjata tajam. Sebaliknya, pelaku diduga telah mempersiapkan diri, bahkan mencopot CCTV dan mematikan lampu untuk menghilangkan jejak.
“Menurut warga, lampu ruang tamu dimatikan, CCTV dicopot, dan dua mobil standby di depan rumah pelaku. Setelah kejadian, mobil-mobil itu langsung pergi,” jelas Refli.
Refli juga menjelaskan bahwa korban dan pelaku memiliki riwayat konflik. Korban, yang merupakan mantan perangkat desa, dipecat sepihak oleh kepala desa setelah mencoba mengungkap dugaan penyelewengan anggaran desa.
“Korban selama ini memperjuangkan transparansi anggaran desa. Kami menduga, keberaniannya itulah yang memicu konflik hingga berujung pada dugaan pembunuhan ini,” tambahnya.
PMII Mamuju meminta aparat penegak hukum (APH) untuk menyelidiki kasus ini hingga tuntas, termasuk mengungkap dugaan korupsi yang menjadi latar belakang konflik.
Sebelumnya, Kapolres Majene AKBP Toni Sugadri membenarkan bahwa Kades Onang berinisial AS telah diamankan terkait insiden tersebut. Penikaman terjadi pada Minggu (24/11/2024) malam di Desa Onang.
“Saat ini pelaku sudah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Toni.
Ia menambahkan bahwa pihaknya masih mendalami motif dan kronologi kejadian.
PMII Mamuju berharap penyelidikan ini tidak hanya menyentuh aspek pembunuhan, tetapi juga mengungkap motif sebenarnya, termasuk potensi korupsi yang diduga menjadi pemicu konflik antara korban dan pelaku.