PURWOREJO – Logo Hari Jadi Kabupaten Purworejo yang baru saja dilaunching menuai kritik tajam. Desain logo yang memuat siluet Yuli-Dion dengan dominasi warna kuning, biru, dan merah dianggap tidak mencerminkan makna koalisi guyub rukun serta visi-misi pemerintahan saat ini.
Toha Mahasin, Sekretaris DPC PKB, menyampaikan kekecewaannya atas proses launching yang dinilai mendadak dan tidak matang. Ia menyoroti bahwa desain tersebut terlihat serampangan, tanpa mempertimbangkan nilai-nilai masyarakat Purworejo.
“Logo seharusnya mencerminkan watak masyarakat Purworejo, menggambarkan nilai kebersamaan, serta arah tujuan pemerintahan Yuli-Dion. Tidak harus ada siluet mereka, yang penting adalah identitas Purworejo dan warna koalisi yang mengusung mereka,” tegas Toha.
Lebih lanjut, Toha mempertanyakan tidak adanya dominasi warna hijau dalam logo tersebut, yang merupakan warna khas PKB.
“Masa logo yang dilaunching nyaris tidak ada warna hijaunya? Apakah ini murni inisiatif Dinporapar, atau ada maksud lain untuk diam-diam mulai meninggalkan PKB?” ungkapnya dengan nada kesal.
Namun, Toha tetap berharap tidak ada kepentingan terselubung di balik desain ini. Ia menegaskan, jika memang ide tersebut murni dari Dinporapar, maka ini menjadi kesalahan besar.
“Belum hilang kekecewaan kita dengan pembangunan minizoo, kini kita dibuat kecewa lagi dengan logo hari jadi,” ujarnya.
Toha juga menilai, seharusnya pembuatan logo dilakukan melalui sayembara agar bakat-bakat muda di Purworejo bisa berpartisipasi.
“Banyak talenta muda yang ahli dalam desain grafis. Kenapa tidak dibuat sayembara saja? Dinas hanya perlu memberi arahan ide pokoknya, lalu biarkan ahlinya yang bekerja,” pungkasnya.