SIDOARJO – Suasana penuh kekhidmatan menyelimuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirangkaikan dengan haul almarhum Haji Muhammad Toha, almarhumah Hj. Muchsinah, dan almarhumah Hj. Saidah. Acara yang digelar pada Minggu (21/9/2025) ini berlangsung di Dusun Pengkol, Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, dengan melibatkan keluarga besar dan masyarakat sekitar.
Rangkaian kegiatan dimulai sejak pagi dengan khataman Al-Qur’an yang diikuti puluhan jamaah dari keluarga besar Bani Muhammad Toha. Lantunan ayat suci menjadi pembuka acara sekaligus doa bersama agar seluruh kegiatan berjalan lancar dan diridai Allah SWT.
Menjelang sore, keluarga besar menggelar doa bersama di makam leluhur. Prosesi ini dilanjutkan dengan tabur bunga sebagai bentuk penghormatan dan mengenang jasa para pendahulu. Momen tersebut berlangsung dengan penuh haru dan kekhusyukan.
Dalam kesempatan itu, H. Muhammad Satar, selaku penasehat keluarga, menyampaikan ucapan terima kasih sekaligus permohonan maaf kepada seluruh hadirin.
“Saya mewakili keluarga besar memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila masih ada kekurangan dalam pelaksanaan acara ini, baik dari penyambutan maupun penyajian. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun tentu tidak lepas dari keterbatasan,” ujarnya.
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh keluarga, antara lain H. Gus Kholiq, H. Muhammad Satar, Achmad Dimyati, Abdul Wahid, serta Gus Mahfudz, bersama warga Desa Kedungrejo. Selain menjadi ajang penghormatan kepada leluhur, peringatan tersebut juga dimaksudkan sebagai pengingat keteladanan Rasulullah SAW sekaligus mempererat silaturahmi antaranggota keluarga dan masyarakat.
Puncak peringatan berlangsung pada malam hari melalui pengajian umum di depan Mushola At-Taqwa, Jalan Brigjen Katamso II A No.29, Dusun Pengkol. KH. Hasyim Hambali, Rais Syuriyah MWC NU Waru, hadir sebagai penceramah utama.
Dalam tausiyahnya, KH. Hasyim mengingatkan jamaah untuk menjadikan Maulid Nabi sebagai sarana memperkuat kecintaan kepada Rasulullah dengan meneladani akhlak mulianya.
“Rasulullah adalah teladan sempurna bagi umat manusia. Peringatan Maulid jangan hanya sebatas seremonial, tetapi harus menjadi momentum memperbaiki akhlak, meningkatkan ibadah, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah,” tegasnya.
Ia juga menyinggung keteladanan para sahabat Nabi, seperti Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab, yang rela berkorban demi tegaknya agama Islam. Menurutnya, semangat pengorbanan tersebut layak menjadi inspirasi umat Islam masa kini.
Selain peringatan Maulid, haul keluarga besar Haji Muhammad Toha dan kedua istrinya turut menjadi bagian penting acara ini. KH. Hasyim dalam ceramahnya mengenang sosok almarhum dan almarhumah sebagai pribadi yang dekat dengan masyarakat, penuh kasih sayang, dan konsisten mendukung kegiatan keagamaan.
“Semoga seluruh amal kebaikan beliau-beliau diterima Allah SWT, dan keturunannya dapat melanjutkan perjuangan serta nilai keteladanan yang telah diwariskan,” ungkapnya.
Peringatan gabungan ini tidak hanya menjadi wujud penghormatan kepada Rasulullah SAW dan leluhur, tetapi juga sarana memperkuat persaudaraan serta meneguhkan komitmen dalam menjalani ajaran Islam dengan penuh keteladanan.














