Portal Jatim

Perangi Wabah PMK, Pemprov Jatim dan Pemkab Sidoarjo Turunkan Tim Siaga dan Terapkan Strategi Terpadu

Redaksi
×

Perangi Wabah PMK, Pemprov Jatim dan Pemkab Sidoarjo Turunkan Tim Siaga dan Terapkan Strategi Terpadu

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo mengambil langkah cepat dan strategis untuk mengatasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mengancam kesehatan hewan ternak.

Langkah nyata yang ditempuh adalah pembentukan tim terpadu penanganan PMK. Tim ini melibatkan berbagai elemen, termasuk vaksinator dari dinas terkait, akademisi Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Wijaya Kusuma (UWK), Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), petugas teknis kecamatan, serta dukungan dari TNI dan Polri.

Pagi tadi, Kantor Kecamatan Sukodono menjadi pusat kegiatan Apel Siaga Tanggap Cepat Penanganan PMK, yang dipimpin langsung oleh Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi. Turut hadir dalam apel tersebut Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Indyah Aryani, Sekda Sidoarjo Fenny Apridawati, serta sejumlah kepala OPD.

Dalam sambutannya, H. Subandi menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menghadapi ancaman PMK, yang tidak hanya berdampak pada kesehatan ternak tetapi juga potensi kerugian ekonomi bagi peternak.

PMK adalah ancaman serius bagi peternakan kita. Kasusnya meningkat sejak Desember 2024, dan kini telah menyebar di beberapa kecamatan di Sidoarjo. Kesiapsiagaan dan koordinasi adalah kunci untuk melindungi ternak dan menjaga stabilitas ekonomi peternakan,” ujar H. Subandi.

Fakta di Lapangan: PMK Mengancam Ribuan Ternak

Data terkini menunjukkan bahwa per Januari 2025, terdapat 147 kasus ternak terinfeksi PMK di Sidoarjo. Sebanyak 17 ekor telah dipotong paksa, sementara 9 ekor lainnya mati. Penyebaran kasus ini mencakup 10 kecamatan, di antaranya Sukodono, Wonoayu, Taman, dan Candi. Dengan populasi ternak rentan PMK mencapai 54.937 ekor, ancaman wabah ini tidak bisa dianggap remeh.

Baca Juga:
Polres Situbondo Gencar Sosialisasi Mudik Aman dan Hotline 110 di Terminal

Dua Strategi Utama: Pencegahan dan Pengobatan

Pemkab Sidoarjo mengandalkan dua pendekatan utama untuk mengendalikan PMK:

  1. Pencegahan:
    Meliputi vaksinasi, sanitasi kandang, pengawasan kesehatan ternak, dan edukasi intensif kepada para peternak.
  2. Pengobatan:
    Dilakukan dengan terapi suportif, seperti pemberian antibiotik, analgesik, dan antipiretik untuk membantu pemulihan ternak yang terinfeksi.

Sebanyak 3.500 dosis vaksin telah disiapkan melalui APBN untuk mendukung program vaksinasi yang berlangsung pada 20–25 Januari 2025. Selain itu, 120 liter desinfektan telah didistribusikan untuk menjaga kebersihan kandang. Ternak yang rentan juga mendapat vitamin dan obat cacing gratis sebagai langkah proteksi tambahan.

Kolaborasi dan Edukasi, Kunci Keberhasilan

Program penanggulangan ini melibatkan sinergi dari Dinas Pangan dan Pertanian, BPBD, TNI, Polri, hingga para peternak lokal. Edukasi dan komunikasi yang intens kepada peternak juga terus dilakukan untuk memastikan langkah-langkah pencegahan berjalan efektif.

Kami optimistis dengan kolaborasi lintas sektor, wabah PMK dapat segera dikendalikan, sehingga peternak terhindar dari kerugian yang lebih besar. Populasi ternak harus tetap terjaga demi kesejahteraan masyarakat,” tutup H. Subandi.

Dengan komitmen kuat dari Pemkab Sidoarjo dan dukungan semua pihak, upaya penanggulangan PMK ini diharapkan mampu melindungi kesehatan hewan ternak sekaligus menjaga stabilitas ekonomi peternakan di Sidoarjo.