Example 970x250
KesehatanArtikel, Tips & Edukasi

Penyebab Infeksi Empedu dan Cara Pencegahannya

portal-indonesia.com
1226
×

Penyebab Infeksi Empedu dan Cara Pencegahannya

Sebarkan artikel ini
Infeksi Empedu
Ilustrasi Virtual Penyakit Infeksi Empedu (portal-indonesia.com)
RajaBackLink.com

Infeksi empedu, atau juga disebut sebagai kolesistitis, adalah kondisi pembengkakan dan iritasi yang terjadi pada kantong empedu. Dengan kata lain, infeksi empedu merupakan peradangan kantong empedu. Penyebab infeksi empedu ini biasanya adalah karena terperangkapnya cairan empedu di dalam kantong empedu yang seharusnya mengalir turun ke usus 12 jari. Seiring waktu, cairan empedu yang mengendap akan membentuk batu dan menyebabkan infeksi. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti pecahnya kantong empedu, yang bisa mengancam jiwa. Silakan menyimak pembahasan di bawah ini untuk tahu lebih dalam terkait infeksi empedu, faktor penyebab, diagnosis, pengobatan, dan langkah pencegahan. Selain itu, Anda juga bisa mempelajari penyakit ini melalui tautan berikut https://www.leesurgery.id/service/infeksi-empedu-kolesistitis .

Bagian-Bagian Kantong Empedu

Kantong yang berbentuk menyerupai buah pir pipih dan terletak di bagian kanan atas perut, lebih tepatnya melekat di bawah organ hati. Secara umum, kantung empedu terdiri dari tiga bagian utama:

ADVERTISEMENT
RajaBackLink.com
Scroll Lanjut Membaca
  • Fundus (kepala): bagian ujung dari kantong empedu yang berbentuk melingkar dan berada tepat di bawah hati.
  • Badan: bagian tengah dari kantong empedu yang memanjang dan menempel pada bagian bawah hati, usus halus, serta usus besar bagian atas.
  • Leher (infundibulum): merupakan pangkal kantong empedu yang semakin ke atas semakin runcing dan membentuk duktus sistikus (cyst duct) yang terhubung dengan saluran empedu.

Fungsi Cairan Empedu

Kantong empedu memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 30-50m yang menampung cairan empedu di dalamnya. Cairan ini berperan penting dalam sistem pencernaan, terutama dalam mencerna lemak. Cairan empedu memiliki beberapa fungsi vital, yang meliputi:

  • Emulsifikasi lemak: yaitu proses pemecahan lemak menjadi partikel-partikel yang lebih kecil oleh zat aktif garam empedu agar enzim lipase, zat yang diproduksi oleh pankreas, dapat lebih mudah mencerna lemak.
  • Membantu menetralkan asam lambung: cairan empedu bersifat basa, sehingga dapat menetralisir tingkat keasaman makanan hasil proses pencernaan lambung.
  • Membasmi bakteri: sifat basa dari cairan empedu juga dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme, seperti bakteri patogen di dalam saluran pencernaan.
  • Membantu penyerapan vitamin: beberapa vitamin, seperti vitamin A, D, E, dan K, bisa larut dalam lemak melalui proses emulsifikasi.
  • Mendorong gerakan peristaltik usus: gerakan ini berguna untuk mendorong makanan melalui pohon bilier (biliary tree) ke usus agar dapat dicerna dan diserap lebih lanjut.
Baca Juga:
Polifenol, Senyawa Ajaib dalam Buah dan Sayuran

Infeksi Empedu

Seperti kebanyakan organ pada sistem pencernaan tubuh, kantong empedu juga tidak terbebas dari masalah atau penyakit. Selain batu empedu (cholelithiasis ), salah satu penyakit yang cukup sering mengganggu kinerja empedu adalah infeksi atau radang kantong empedu.  Di seluruh dunia, diperkirakan ada sekitar 15% penduduk yang memiliki batu empedu dengan 20% dari jumlah tersebut berkembang menjadi berbagai komplikasi, termasuk infeksi empedu. Infeksi empedu lebih sering ditemukan pada wanita berusia di atas 40 tahun atau sedang hamil. Selain itu, penderita diabetes, obesitas, dan kolesterol tinggi juga berpotensi terkena batu empedu yang dapat berkembang menjadi infeksi empedu. Dalam dunia kesehatan, ada dua jenis infeksi empedu, yaitu kolesistitis akut dan kronis. Berikut adalah perbedaanya:

  • Kolesistitis akut: terjadi ketika batu empedu sepenuhnya menyumbat saluran empedu dan menyebabkan membengkaknya kantong empedu yang mengakibatkan rasa nyeri hebat.
  • Kolesistitis kronis: terjadi ketika batu empedu kadang-kadang hanya menyumbat sebagian saluran empedu, menyebabkan nyeri berulang, terlebih setelah mengonsumsi makanan berlemak.

Faktor Penyebab

Salah satu faktor utama yang menjadi penyebab infeksi empedu adalah terbentuknya batu empedu di dalam kantong empedu. Batu-batu ini paling banyak terbentuk di bagian leher kantong empedu. Batu empedu yang terbentuk kemudian menyumbat saluran empedu, atau tersangkut di saluran empedu, atau di bukaan kantong empedu. Hal ini dapat menyebabkan cairan empedu mengalir kembali ke kantong empedu sehingga memicu infeksi.

Baik kolesistitis akut maupun kronis, keduanya disebabkan oleh masalah pada aliran empedu akibat batu empedu. Perbedaannya terletak pada tingkat keparahan dan frekuensi munculnya gejala. Selain batu empedu yang menyumbat saluran empedu, ada juga beberapa hal yang dapat mengakibatkan kolesistitis, termasuk:

  • Sepsis atau infeksi bakteri pada kantong empedu yang sering terjadi pada mereka dengan sistem imun tubuh lemah.
  • Tumor di saluran empedu, hati, atau pankreas yang dapat menghalangi aliran empedu dan menyebabkan penumpukan cairan empedu serta infeksi.
  • Aliran darah yang tidak lancar ke arah kantong empedu sehingga menyebabkan kurang asupan darah.
  • Cedera pada perut, terutama di area kantong empedu, dapat menyebabkan kerusakan dan meningkatkan risiko infeksi.
Baca Juga:
Manfaat Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan Usus

Gejala

Gejala infeksi empedu biasanya akan mulai terasa setelah Anda memakan makanan tinggi lemak atau makan dalam jumlah besar. Gejala infeksi empedu meliputi:

  • Nyeri hebat pada perut kanan atas atau tengah.
  • Nyeri yang menjalar ke bahu atau punggung.
  • Nyeri di bagian perut saat disentuh.
  • Mual dan muntah.

Diagnosis

Diagnosis terhadap infeksi empedu dilakukan melalui serangkaian metode pemeriksaan. Beberapa langkah diagnosis di antaranya:

  • USG perut: tes diagnostik yang memakai gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk melihat struktur di dalam perut serta memeriksa kesehatan organ-organ di dalamnya, seperti hati, ginjal, serta kantong empedu. USG perut juga bisa dipakai untuk memeriksa aliran pembuluh darah yang menuju ke organ-organ tersebut.
  • Tes darah: dapat mengukur jumlah dan ukuran sel darah merah, hemoglobin, sel darah putih, dan trombosit secara lengkap. Hal ini berguna untuk mendeteksi adanya infeksi atau tanda-tanda kondisi medis lain, seperti kanker atau tumor.
  • CT scan: tes pencitraan non-invasif yang memakai sinar-X untuk memvisualisasikan jaringan lunak di dalam kantong empedu.
  • Tes fungsi hati: merupakan tes darah yang dapat mengukur tinggi dan rendahnya berbagai zat yang diproduksi oleh hati, termasuk protein, enzim, dan bilirubin, sebagai indikasi adanya penyakit.

Pengobatan

Pengobatan terhadap infeksi empedu berada di bawah pengawasan dokter spesialis gastroenterologi, yaitu dokter yang mengkhususkan diri untuk menangani penyakit-penyakit yang menyerang hati, pankreas, dan empedu. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, dokter gastroenterologi memiliki beberapa pilihan prosedur untuk mengobati infeksi empedu, yang meliputi:

  • Obat-obatan medis: obat antibiotik akan diberikan ke pasien jika dokter mendeteksi adanya bakteri yang menyebabkan infeksi pada kantong empedu.
  • Kolesistektomi: adalah prosedur operasi untuk mengangkat kantong empedu. Prosedur bedah yang paling sering direkomendasikan untuk penyakit ini adalah kolesistektomi laparoskopi (bedah lubang kunci).
  • Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP): merupakan prosedur pengangkatan batu empedu yang menyebabkan sumbatan dengan memakai alat endoskop.
Baca Juga:
Stres Kerja Bikin Gampang Merokok? Kenali Tandanya dan Cara Sehat Mengatasinya!

Selain menjalani pengobatan di rumah sakit lokal, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk memeriksakan diri ke klinik spesialis penyakit sistem pencernaan, Lee Surgery and Endoscopy, di Singapura. Dokter spesialis gastroenterologi di sana akan memberikan pengobatan tingkat lanjut untuk merawat infeksi empedu Anda.

Pencegahan

Secara alami, infeksi empedu sebenarnya bisa dicegah. Langkah pencegahan ini melibatkan perubahan gaya hidup dan manajemen konsumsi makanan harian. Makanlah makanan kaya serat dan rutin minum air putih. Selain itu, jagalah berat badan ideal dan jangan terlalu cepat turun berat karena dapat memicu terbentuknya batu empedu.