SLEMAN– Sebagai bagian dari rangkaian acara peluncuran Komunitas Jalin (Jaringan Aksi Lintas Iman Nusantara), sebuah prosesi penanaman pohon bodi (vicus religiosa) dilaksanakan pada Rabu (14/8/2024) di Pondok Pesantren Assalafiyyah Mlangi II Terpadu, Sleman. Acara mengusung semangat kebersamaan lintas iman, dengan simbolisasi kontribusi nyata terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Penanaman pohon bodi ini menjadi salah satu acara penting yang dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dari berbagai kepercayaan di Indonesia. Di antaranya KH Irwan Masduqi, pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyyah II Mlangi, yang memimpin acara ini dengan penuh hikmat.
Dalam sambutannya, KH Irwan Masduqi menyampaikan pesan mendalam. Ia berharap penanaman pohon ini bisa menghasilkan kebaikan dan berkontribusi untuk kelestarian alam.
Pesan ini mencerminkan tujuan utama dari prosesi tersebut, yakni menegaskan bahwa kebaikan yang ditanam melalui tindakan kecil seperti menanam pohon akan menghasilkan dampak besar bagi keberlangsungan alam dan masa depan generasi mendatang.
Penanaman pohon juga menjadi lambang kuat dari persatuan umat beragama yang hadir dalam acara ini, yang bersama-sama menjaga dan melestarikan alam ciptaan Tuhan.
Acara juga dihadiri berbagai tokoh lintas agama yang memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini, seperti Pdt. Indrianto Adiatmo, Pandhita Muda Totok Tejamano, S.B. Visvakarma, Nicholas, Romo Herry dari VCY, Mario Christoforus Sandy Prabowo, Romo Martinus Joko Lelono, Maria Theresia Ninis, Calon Pendeta Helen Jayanti, dan Esaol Agustriawan.
Penanaman Pohon Bodi ini juga menjadi simbol harapan bagi keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Dengan akar yang kuat dan daun-daun yang rindang, pohon ini diharapkan dapat menjadi perlambang dari persaudaraan dan kerukunan yang akan terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Prosesi penanaman pohon ini diadakan sehari sebelum peluncuran resmi Komunitas Jalin, yang berlangsung pada 15 Agustus 2024. Kegiatan ini tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kolaborasi lintas iman dapat berkontribusi pada solusi nyata bagi tantangan-tantangan global, termasuk masalah lingkungan. (bams)