Portal DIY

Paroki Wonosari Latih Petugas Pangruktilaya Rawat Jenazah

13
×

Paroki Wonosari Latih Petugas Pangruktilaya Rawat Jenazah

Sebarkan artikel ini
Paroki Wonosari Latih Petugas Pangruktilaya Rawat Jenazah
Dengan alat peraga boneka, peserta dilatih cara memandikan jenazah (Ist)

GUNUNGKIDUL – Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Kabupaten Gunungkidul-DIY melatih ketrampilan petugas pangruktilaya umat paroki setempat. Pelatihan dilangsungkan di Aula Ignatius Loyola kompleks Gereja setempat, Selasa (19/7/2022).

Pelatihan pemulasaran jenazah sebagai pelaksanaan program kerja bidang pelayanan kemasyarakatan paroki bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari. Ini dimaksudkan agar petugas langruktilaya lebih sigap dan terampil dalam merawat jenazah.

Ketua Tim Pelayanan Pangruktilaya Paroki Wonosari, Yohanes Marwoto mengatakan, kegiatan pelatihan pemulasaran diikuti perwakilan 57 lingkungan se-Paroki Wonosari. Kegiatan tersebut untuk membekali petugas seksi pangruktilaya yang sewaktu-waktu memang dibutuhkan keluarga yang sedang berduka. Untuk mereka melayani perawatan jenazah.

Paroki Wonosari Latih Petugas Pangruktilaya Rawat Jenazah

Menurutnya setiap lingkungan di Paroki Wonosari setidaknya sudah memiliki dua petugas pangruktilaya yang terlatih dan siap menjalankan tugas kemanusiaan merawat jenazah. “Dengan begitu, setiap ada umat Katolik yang meninggal,  petugas yang sudah terlatih ini sudah siap rela membantu untuk merawatan jenazah,” kata Marwoto.

Peserta diberikan materi teori dan praktik oleh dua pemateri dari petugas RSUD Wonosari, yakni Avilia dan Sukarno. Beberapa materi dasar disampaikan Avilia, seperti kewajiban petugas pangruktilaya untuk mengetahui riwayat dan jenis penyakit yang diderita orang yang meninggal dan hendak ditangani.

Menurut Avi, hal utama yang harus diperhatikan petugas pemulasaran jenazah adalah menjaga keselamatan diri sendiri untuk terhindar dari kemungkinan penularan virus atau penyakit dari jenazah yang ditangani.

Ia mengatakan, petugas pemulasaran jenazah hendaknya menyiapkan beberapa jenis alat pelindung diri agar terhindar dari penularan penyakit yang masih aktif pada setiap jenazah yang sebelumnya ada riwayat penyakit tertentu, seperti alat sarung tangan, alat pelindung diri (apd) hasmat, masker dan penutup kepala dan kacamata.

Peserta pelatihan diikuti dengan praktik langsung disampaikan Sukarno sebagai petugas berpengalaman setiap hari memandikan jenazah di ruang jenazah RSUD Wonosari. Dengan menggunakan bantuan alat peraga berupa boneka, Sukarno mempraktikkan teknik yang benar dalam memandikan jenazah.

“Harus yakin. Tidak perlu takut melakukan pekerjaan ini. Kuncinya dari dalam diri kita harus iklas dan jujur,” ujar petugas yang tercatat telah memandikan lebih dari 1.000 jenazah selama bekerja di RSUD Wonosari.

Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Paroki Wonosari, FX Endro Tri Guntoro, menambahkan pelatihan pemulasaran jenazah Paroki Wonosari diikuti peserta dari perwakilan lingkungan sebagai upaya mewujudkan kesiapsiagaan lingkungan menghadapi tugas panggilan sosial umat Katolik di tengah masyarakat.

Menurut Endro, pelatihan merawat jenazah ini kegiatan kedua kalinya dilaksanakan Paroki, setelah sebelumnya dilaksanakan pelatihan merawat dan merias jenazah menurut tata cara iman Katolik.

Kesigapan petugas pangruktilaya disebutkan sebagai salah satu pelayanan Paroki yang sangat membantu kelancaran setiap keluarga yang sedang berduka.(bams)