PURWOREJO – Rutinitas Panti Asuhan Dhuafa Muhamadiyah Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah adakan sembelihan qurban di hari Raya Idhul Adha.Senin
Kepala Panti Asuhan dan Dhuafa Muhammadiyah Kaligesing, Ibrahim Rahmat menyampaikan, bahwa pada perayaan Idul Adha tahun 2024, Panti Asuhan dan Dhuafa Muhammadiyah Kaligesing menyembelih 3 ekor sapi dan 5 ekor kambing.
“Alhamdulillah setiap tahun kita selalu bertambah dalam berkurban. Kita juga selalu menyertakan masyarakat disini yaitu masyarakat Desa Kaliharjo,” kata Ibrahim yang juga Dosen di UGM Yogyakarta.
Lebih lanjut, Ibrahim mengungkapkan, setelah dilakukan penyembelihan, pembagian daging kurban diutamakan untuk anak- anak Panti Asuhan kemudian sisanya dibagikan kepada warga lingkungan sekitar, dengan jumlah kurang lebih 250an warga.
“Harapan kedepan bisa semakin menyadarkan masyarakat untuk berkurban dan sudah terbukti setiap tahun Panti Asuhan dan Dhuafa Muhammadiyah Kaligesing selalu bertambah, jika dulu 3 sapi 2 kambing sekarang bertambah 3 ekor kambing,” ungkapnya.
Dijelaskannya, dalam melaksanakan kurban Panti Asuhan selalu berdasarkan syar’i atau berdasarkan hukum islam yang di pelajari selama ini, dan mengupayakan betul- betul mampu untuk melaksanakan kurban tersebut sesuai dengan ajaran islam.
“Kalau untuk jumlah anak yatim, kita mengakomodir baik itu anak didalam gedung dan diluar gedung. Untuk yang nginap di panti ada 20 anak, sedangkan 22 merupakan anak asuh kami, dimana anak asuh kami memang kaum dhuafa yang tidak nampu secara ekonomi, sehingga kami mengayomi mereka dan insyaallah juga menyekolahkan mereka sesuai dengan kemampuan kami bersama- sama dengan orang tua yang bersangkutan,” jelasnya.
Mengenai penggunaan besek dan daun jati untuk distribusi daging kurban, Ibrahim megungkapkan, hal tersebut sudah dilakukan oleh masyarakat di wilayah Kaligesing sejak lama.
Penggunaan besek dan daun jati tersebut bertujuan untuk menjaga higienitas dan kualitas daging kurban, selain itu juga sebagai upaya pengurangan sampah plastik seperti yang dikampanyekan oleh pemerintah.
“Kita mengoptimalkan budaya yaitu dengan besek dan daun jati. Alasannya pertama untuk mengurangi polusi, higienis serta mengoptimalkan pengrajin- pengrajin besek di lingkungan sekitar sini. Kita beli sekitar 300an besek untuk wadah dan temen- temen mencarikan daun jati untuk alasnya,” terangnya.
Sementara itu, salah satu warga Desa Kaliharjo, Parnut Ahmad Nasiroh usai menerima daging mengaku senang bisa mendapatkan daging kurban dari Panti Asuhan dan Dhuafa Muhammadiyah Kaligesing.
“Saya ucapkan terima kasih atas distribusi daging yang diberikan oleh Panti Asuhan,” ungkapnya.
“Menurut saya dengan menggunakan besek dan daun jati ini memang jadi lebih higienis, ketimbang dengan plastik langsung sebagai wadahnya, walaupun dengan besek menjadi tambah pengeluaran tapi untuk soal higienis dijamin higienis dengan besek dan daun jati ini,” singkatnya. (Fauzi)