Tips & EdukasiKesehatan

Mengatasi Batu Empedu dengan Operasi Minimal Invasif

portal-indonesia.com
×

Mengatasi Batu Empedu dengan Operasi Minimal Invasif

Sebarkan artikel ini
batu empedu
Mengatasi Batu Empedu dengan Operasi Minimal Invasif (portal-indonesia.com)

Batu empedu merupakan endapan cairan yang berbentuk batu kerikil keras di dalam kantong empedu. Penyakit ini juga sering disebut sebagai cholelithiasis. Kantong empedu adalah organ dalam tubuh yang lokasinya berada tepat di bawah organ hati dan memiliki peran dalam proses penyimpanan serta pemekatan cairan empedu yang diproduksi oleh hati. Cairan empedu tersebut nantinya akan dilepas ke usus kecil untuk membantu proses pencernaan, khususnya mencerna lemak. Ukuran batu empedu bisa berbeda-beda, mulai dari seukuran butiran pasir sampai sebesar kelereng atau bahkan bola golf. Ada beberapa metode yang bisa dipakai untuk mengobati penyakit batu empedu, termasuk di antaranya Anda bisa memilih menjalani operasi batu empedu minimal invasif di Singapura.

Apakah Penyakit Batu Empedu Berbahaya?

Penyakit batu empedu sebenarnya merupakan jenis gangguan kesehatan yang cukup ringan, tetapi keberadaannya tidak boleh dianggap remeh. Jika dibiarkan saja, endapan batu empedu di dalam kantung empedu akan menjadi semakin besar dan jumlahnya bisa bertambah. Dalam beberapa kasus, penderita cholelithiasis tidak akan merasakan gejala apa pun sampai jumlah batu empedu menjadi semakin banyak sehingga menyebabkan rasa sakit dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Secara umum, penyakit batu empedu bisa dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:

  • Kolesterol: jenis batu empedu yang terbuat dari kolesterol yang tidak larut dan unsur-unsur lain, seperti bilirubin dan garam kalsium. Batu empedu jenis ini paling sering terjadi pada manusia dan biasanya menunjukkan warna kuning.
  • Pigmen: batu empedu pigmen biasanya terjadi karena tubuh kelebihan zat bilirubin, zat berwarna kuning kecoklatan di dalam kantong empedu yang diproduksi oleh hati saat memecah sel darah merah tua. Bilirubin juga memiliki fungsi untuk mengatur kadar zat besi di dalam tubuh. Sebagian besar batu empedu tipe pigmen berwarna hitam atau coklat.
  • Campuran: jenis batu empedu yang mengandung kombinasi dari berbagai zat, seperti kolesterol, bilirubin, kalsium karbonat, kalsium fosfat, dan kalium palmitat.
Baca Juga:
3 Strategi Ampuh untuk Meningkatkan Layanan Konsumen di Bisnis Kecil

Penyakit batu empedu parah, apalagi jika sudah menimbulkan sumbatan pada saluran empedu, harus segera ditangani agar tidak menimbulkan komplikasi penyakit sistem pencernaan lainnya.

Diagnosis Penyakit Batu Empedu

Penderita cholelithiasis sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis gastroenterologi – hepatologi jika merasakan beberapa gejala penyakit batu empedu, seperti perut mual, kembung, muntah, sakit maag, diare, dan kehilangan nafsu makan. Dokter akan terlebih dulu melakukan serangkaian pemeriksaan kondisi kantong empedu Anda, termasuk di antaranya:

  • Ultrasonografi (USG): alat diagnosis yang dapat memberikan visualisasi kantung empedu dan batu empedu di dalamnya.
  • CT Scan: alat yang dapat memberikan gambaran empedu secara lebih detail, mendeteksi klasifikasi batu empedu, dan/atau komplikasi lainnya, seperti infeksi kantong empedu.
  • Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP): adalah tes pencitraan khusus yang memanfaatkan teknologi MRI (magnetic resonance imaging) untuk mengetahui kondisi organ hati dan empedu secara menyeluruh.
  • Endoscopic Ultrasound (EUS): merupakan prosedur diagnostik minimal invasif yang dipakai untuk memeriksa bagian dalam empedu. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan pipa kecil dan fleksibel melalui mulut ke lambung untuk melihat lebih dekat citra dari kantung dan saluran empedu, bahkan organ hati dan pankreas.
  • Tes Darah: dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk diuji di laboratorium. Hal ini dapat membantu dokter memeriksa tanda-tanda adanya infeksi dan peradangan empedu, atau sumbatan pada saluran empedu.

Prosedur Pengobatan

Penderita penyakit batu empedu biasanya dibagi ke dalam dua tipe, yaitu simptomatik (bergejala) dan asimptomatik (tidak bergejala). Pengobatan yang diberikan oleh dokter juga akan disesuaikan dengan tipe dan kebutuhan pasien. Ada beberapa pengobatan penyakit batu empedu, di antaranya:

Pengobatan Non-Operasi

  •  Drainase perkutan kandung empedu: Prosedur ini melibatkan penempatan jarum steril ke dalam kantung empedu untuk menyedot (mengeluarkan) empedu. Kemudian, dokter akan memasukkan alat berupa selang untuk membantu drainase tambahan.
  • Obat-obatan medis: dokter dapat memberikan resep obat yang dapat membantu tubuh melarutkan batu empedu, seperti pil asam, untuk diminum oleh pasien. Namun, karena adanya efek samping jangka panjang serta hasil pengobatan yang cukup lambat, metode ini lebih jarang direkomendasikan oleh dokter dan biasanya hanya dipakai untuk mengobati batu empedu berukuran kecil. Pasien yang menjalani metode ini juga masih berpotensi kembali mengalami penyakit batu empedu di masa depan.
Baca Juga:
Simak dengan Baik! Tips Memilih Bengkel Mobil yang Terpercaya

Tindakan Operasi

  •  Kolesistektomi laparoskopi: merupakan teknik operasi batu empedu minimal invasif yang bertujuan untuk mengangkat kantung empedu tanpa menimbulkan terlalu banyak luka. Dokter akan menggunakan sayatan kecil (operasi lubang kunci) untuk memasukkan instrumen bedah berkamera yang memungkinkannya mengangkat kantung empedu. Keunggulan dari kolesistektomi laparoskopi adalah rasa nyeri yang lebih sedikit, masa rawat inap yang lebih singkat, dan waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi tradisional.
  • Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP): prosedur gabungan antara endoskopi dan rontgen (sinar-X) yang dipakai untuk mendeteksi lokasi batu empedu dan mengeluarkannya dari saluran empedu. Di Singapura, prosedur ERCP seringkali akan dikombinasikan dengan operasi kolesistektomi, karena sebagian besar batu empedu berasal dari dalam kantung empedu.

Selain pengobatan medis, Anda juga bisa menurunkan risiko penyakit batu empedu secara alami  dengan beberapa perubahan gaya hidup. Konsumsilah makanan sehat, rendah lemak jenuh, dan rendah kolesterol untuk mengurangi potensi endapan cairan empedu yang akhirnya mengeras menjadi batu empedu. Selain itu, berolahraga secara teratur serta menjaga berat badan ideal juga dapat membantu mencegah batu empedu terbentuk kembali di masa depan.