Portal DIY

Memahami Pentingnya Peran Data Center dari Peristiwa Kebakaran Gedung Cyber

95
×

Memahami Pentingnya Peran Data Center dari Peristiwa Kebakaran Gedung Cyber

Sebarkan artikel ini
Memahami Pentingnya Peran Data Center dari Peristiwa Kebakaran Gedung Cyber

 

YOGYAKARTA – Peristiwa kebakaran Gedung Cyber 1 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada 2 Desember lalu sempat melumpuhkan layanan internet di beberapa situs dan aplikasi. Salah satu yang terdampak layanan Niagahoster, perusahaan penyedia layanan webhosting.

“Namun, hanya layanan jaringannya saja yang sempat tumbang. Sedangkan semua data milik klien Niagahoster tetap aman di data center,” tutur Rhevin Fardhika Putra, Head of Linux System Administrator Niagahoster, dalam penjelasan persnya, Selasa (7/12/2021).

Niagahoster sendiri disebutkan menggunakan data center DCI (Data Center Indonesia). Sama sekali tidak terdampak dari kebakaran Gedung Cyber dan servernya tetap aman. Hanya saja, memang beberapa penyedia jaringan internet melewati jalur Gedung Cyber tersebut. Sehingga jaringan internet Niagahoster dan klien juga sempat ikut terdampak.

Kemudian menyebabkan website tidak bisa diakses untuk sementara. Peristiwa tersebut diakui membuat banyak orang ikut penasaran dengan data center. Dan mengapa kejadian yang menimpa Gedung Cyber bisa berdampak pada jaringan internet serta beberapa website dan aplikasi di Indonesia?

Rhevin menjelaskan data center atau pusat data adalah sebuah bangunan yang digunakan menyimpan banyak server. Dan salah satu fungsinya menampung traffic website atau aplikasi web. Agar traffic website atau aplikasi web lancar, pastinya pemilik website harus memilih data center terbaik.

Data center yang baik, menurutnya harus bisa terus menyala meskipun listrik dari PLN mati. Harus bebas banjir, memastikan internet selalu lancar, dan memiliki sistem pendingin atau penghangat yang bisa mengatur kondisi ruangan tetap optimal. selain itu harus ada teknisi yang siap sedia 24 jam untuk mengatasi jika ada masalah yang harus segera membutuhkan bantuan.

Rhevin mengatakan memilih data center yang baik harus dilakukan para pemilik website, terutama yang bergerak di bidang bisnis online. Pasalnya, pebisnis pasti tidak ingin kehilangan pelanggan ketika tiba-tiba websitenya down di tengah proses transaksi.

Mengutip Blog Niagahoster, salah pilih data center bisa membawa beberapa kerugian bagi pebisnis online. Antara lain produktivitas yang berkurang, reputasi bisnis tercoreng, kehilangan transaksi, hingga risiko data hilang atau dicuri. Tiga dari empat kerugian yang bisa terjadi itu menurutnya disebabkan oleh downtime atau sistem down pada data center.

“Tahun 2018 pernah terjadi downtime di pusat data Microsoft di Amerika Serikat. Berlangsung selama 11 jam dan menimpa Microsoft Azure, layanan cloud computing Microsoft. Saat downtime berlangsung, banyak pengguna layanan Azure yang tidak bisa mengakses data dan tools yang kemudian berdampak pada menurunnya produktivitas mereka,” sebutnya.

Kejadian lain pada tahun sama menimpa Slack, aplikasi workspace virtual yang digunakan 600.000 perusahaan. Aplikasi Slack mengalami downtime selama sekitar 4 jam dan membuat ratusan ribu pengguna tidak puas dengan adanya kendala tersebut.

Kemudian kerugian terbesar tentu jika mendadak data center down pada website yang digunakan sebagai pusat transaksi sebuah bisnis online. “Transaksi bisa hilang di tengah downtime dan pelanggan bisa dengan mudah beralih ke toko lain,” katanya.

Selain itu, data center yang merupakan sebuah bangunan juga bisa terkena bencana alam, seperti banjir atau gempa. Data yang tersimpan di dalamnya bisa saja hilang karena fasilitas penyimpanan yang rusak akibat bencana tersebut. Belum lagi serangan siber dari hacker yang bisa mencuri data website, jika data center tidak dilengkapi proteksi kehilangan data.

Disarankan dalam menghindari terjadinya kerugian pada website bisnis online, pemilik website bisnis online memilih data center tier 4 DCI yang memiliki garansi uptime sampai 99,995% dan memiliki sistem keamanan terbaik. “Uptime 99,995% artinya, dalam setahun maksimal data center tersebut mengalami downtime atau mati listrik hanya selama 5-26 menit,” jelasnya.

Downtime yang terjadi karena pemeliharaan pun hampir tidak akan terasa dampaknya bagi website bisnis online yang menggunakan data center tier 4.
Bangunan Data center tier 4 berada di lokasi yang sangat aman dan didesain meminimalkan dampak gempa hingga 8,2 skala richter.

Bangunan juga ditinggikan 2,5 meter dari permukaan jalan untuk mengurangi kemungkinan terkena banjir. Data center tier 4 juga mendapat jaminan pasokan listrik berlimpah dari dua pembangkit listrik besar. “Jika listrik padam, data center tier 4 juga memiliki generator yang siap menyediakan listrik yang cukup untuk 72 jam,” katanya. (bams)