Pendidikan

Langganan Juara Catur, Remaja asal Pacitan Lolos Kuliah Gratis di UGM

2
×

Langganan Juara Catur, Remaja asal Pacitan Lolos Kuliah Gratis di UGM

Sebarkan artikel ini
Langganan Juara Catur, Remaja asal Pacitan Lolos Kuliah Gratis di UGM
Alza bersama kedua orangtuanya (Ist)

YOGYAKARTA – Berkat sering tampil sebagai juara catur, Alza Nashua Shahira (18) berkesempatan kuliah gratis di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Alza, sapaan akrab bungsu dari dua bersaudara ini lahir dari keluarga kurang mampu. Tinggal di Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Ayahnya, Ismanto bekerja serabutan dan pengumpul barang rongsokan. Begitu pun ibunya, Purwati juga membantu mengumpulkan barang bekas di sekitar Kota Pacitan.

Meski terlahir dari keluarga ekonomi lemah, Alza memiliki bakat di bidang catur.  Sejak SD ia pernah menyabet juara tingkat provinsi dan nasional. Berbagai kejuaraan catur tingkat provinsi dan nasional, berlanjut hingga di bangku SMA. Terhitung ada 38 piagam dan 17 medali yang ia kumpulkan. Medali-medali tersebut terpajang rapi di dinding ruang tamu rumahnya.

Berkat kemampuannya dalam olahraga catur, ia mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Pacitan. Bahkan di bangku SMA ia diberi beasiswa oleh Pemkab hingga lulus serta bonus sebagai atlet berprestasi Pacitan sebesar Rp 20 juta.

Kendati memiliki kemampuan dalam olahraga catur, Alza tidak melupakan kegiatan akademik. Padahal setiap malam ia latihan catur hingga 2-3 jam di sebuah klub catur di bawah binaan Percasi Pacitan.
Alza menyiasati waktu belajar di rumah setelah pulang dari latihan.

Langganan juara catur, Alza tetap juara kelas. Sejak di bangku SD, ia selalu berada di ranking tiga besar. Bahkan di SMA ia selalu mendapat rangking satu. “Hanya di SMP nggak ranking, mungkin kebanyakan latihan catur,” kata Alza yang mengaku tidak ada hari tanpa latihan catur, Jumat (15/7/2022).

Saat pendaftaran jalur SNMPTN tahun ini, Alza memilih kuliah di UGM. Sebelumnya ia meminta persetujuan dari kedua orang tuanya jika ia ingin mendaftar di Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM. Bahkan prodi itu satu-satunya yang ia pilih. “Sejak dulu sukanya dengan ilmu ekonomi,” katanya.

Remaja putri berambut sebahu ini mengaku bangga bisa diterima kuliah di UGM . Padahal awalnya Ibunya sedikit keberatan, jika ia harus kuliah di luar kota Pacitan. Karena pertimbangan faktor ekonomi keluarga yang hanya mampu mengumpulkan uang Rp1,5 juta per bulan dari gaji sebagai buruh tukang dan pengumpul barang rongsokan.

Namun Alza mampu meyakinkan kedua orang tuanya. Bahwa ia juga mendaftar Kartu Indonesia Pintar (KIP). Jika ia lolos, kata Alza, ayah dan ibunya tidak perlu khawatir soal biaya kuliah maupun biaya hidup karena bantuan tersebut juga mendapat uang saku.

“Nggak kebayang bisa masuk ke UGM,” ucapnya mensyukuri. (bams)