KesehatanPortal Jateng

KPA Banyumas Butuh Komitmen Bersama dalam Penanggulangan HIV/AIDS

701
×

KPA Banyumas Butuh Komitmen Bersama dalam Penanggulangan HIV/AIDS

Sebarkan artikel ini
KPA Banyumas Butuh Komitmen Bersama dalam Penanggulangan HIV/AIDS
Sekretaris KPA Banyumas, Suwondo Geni (Portal Indonesia/Sutrisno)

PURWOKERTO – Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banyumas Suwondo mengatakan berdasarkan data akumulasi kasus HIV Tahun 2016-2024 di Kabupaten Banyumas, hingga Februari 2024 tercatat ada 3741 pengidap HIV/AIDS.

Dari angka tersebut, jumlah yang masih rutin berobat sekitar 1500-an, sedangkan sisanya tidak terkontrol.

Munculnya fenomena LGBT, termasuk di wilayah Kabupaten Banyumas juga sangat masif. Pasalnya, LGBT di Banyumas turut andil dengan menyumbang 25 persen terkena HIV/AIDS.

Oleh karena itu Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banyumas menghimbau kepada seluruh masyarakat di Banyumas khususnya untuk tidak gonta ganti pasangan, meningkatkan iman dan taqwa, dan peran orangtua sangatlah penting

“Cukup berhubungan dengan pasangan sah saja, ” imbau Sekretaris KPA Banyumas, Suwondo Geni kepada Portal Indonesia, Kamis (18/4).

Meningkatnya temuan kasus HIV, lanjut Wondo, salah satunya adalah pengaruh dari medsos yang cukup tinggi, dimana salah satunya terdapat grup WA LGBT yang berimbas pelajar dan mahasiswa jadi korban

Disinggung banyaknya penderita HIV/AIDS yang putus berobat dan tidak terkontrol dengan jumlah cukup banyak, hal itu menurutnya lantaran kurangnya kesadaran dari ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), serta kegiatan pemeriksaan kesehatan yang sudah fakum.

“Kalo tracking masih berjalan di tempat hiburan, komplek kampus dan tempat-tempat lainnya,” imbuhnya

Selain bekerjasama dengan sejumlah LSM, KPA Banyumas, kata Suwondo, saat ini KPA sudah bekerjasama dengan PMI. “Kita dapat  sampel darah. Kalo reaktif langsung upaya tindakan,” urainya.

Selama tiga bulan terakhir, kata dia, terdeteksi 100 sampel darah yang reaktif. Selanjutnya orang yang darahnya reaktif itu diberitahukan untuk berobat

KPA Banyumas Butuh Komitmen Bersama dalam Penanggulangan HIV/AIDS

KPA Banyumas juga menghimbau kepada Catin (calon pengantin) agar mengikuti tes HIV/AIDS.

Khusus kepada pemerintah daerah, KPA Banyumas mendesak dinas terkait intens memberikan pelatihan kepada ODHA berupa pemberdayaan ekonomi kreatif. “Bagaimana pun ini masalah sosial yang harus ditanggulangi bersama stake holder, mulai dari ibu-ibu Dawis, Pemdes, tokoh agama, para guru dan Dinkes,” pintanya

Selain itu, lanjut dia, KPA Banyumas membutuhkan sedikitnya lima orang relawan yang diambil dari penyintas ODHA. Tugasnya adalah menyadarkan hampir 2000-an ODHA yang putus berobat. “Dan hal ini tentunya membutuhkan anggaran yang kami perlukan,” harapnya.

KPA sendiri dibantu anggaran sebesar Rp 500 juta yang dialokasikan untuk operasional kesekretariatan, kegiatan sosialisasi dan penambahan gizi dan nutrisi bagi anak dan ibu menyusui ODHA.

Pada April 2024 ini, KPA mendistribusikan 64 paket paket sembako dari Kementerian Sosial RI kepada ODHA dan ADHA yang sudah masuk DTKS.

Stigma Negatif ODHA

Suwondo juga meminta supaya ODHA tidak dikucilkan. Karena mereka adalah korban. “Menular jika berhubungan badan saja, kalo serumah tidak menular,” terangnya

Para penyintas HIV/AIDS di Indonesia masih dibayangi ketakutan karena stigma negatif tanpa dukungan masyarakat.

Hal itu membuat mereka membutuhkan pendampingan, tidak hanya untuk edukasi tapi juga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan hingga dukungan psikologi sosial, sehingga mereka tetap punya semangat untuk melanjutkan hidup, dan patuh mengonsumsi obat untuk mengurangi risiko penularan. (trs)