KOTA MALANG – Sore ini, suasana di Malang Creative Center (MCC) terasa berbeda. Gedung ikonik yang jadi rumah bagi pelaku industri kreatif ini kedatangan tamu istimewa: Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya.
Dalam kunjungannya, Selasa (29/04/2025), ia berdialog langsung dengan pelaku industri kreatif muda yang mengisi stand-stand di MCC.
Didampingi Walikota Malang Wahyu Hidayat serta perwakilan DPRD Provinsi dan Malang Raya, sang menteri tampak antusias menyapa satu per satu pelaku ekraf. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak muda yang menunjukkan potensi dan karya penuh inovasi.
Dalam pernyataannya, Teuku Riefky menyampaikan optimisme bahwa ekonomi kreatif akan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional, dimulai dari daerah.
“Benar apa yang diinginkan kita bersama oleh teman-teman, bahwa ekonomi kreatif ini akan menjadi mesin baru ekonomi kota Malang. Karena kalau kita lihat, tambang sudah diambil orang, kebun sudah milik PT. Sekarang tinggal kreativitas yang harus diselamatkan, jangan sampai juga dibeli murah,” ujarnya dengan nada serius namun bersahabat.
Ia pun menyampaikan apresiasi khusus atas perkembangan ekraf di Kota Malang.
“Pertama, saya ingin mengapresiasi berdirinya MCC. Tidak hanya berdiri, tapi juga teraktivasi dengan hati, melibatkan para pegiat ekonomi kreatif. Kedua, selamat untuk Kota Malang yang terpilih sebagai kota kreatif dunia oleh UNESCO,” ungkapnya penuh semangat.
Tak hanya itu, Riefky turut menyoroti keberhasilan Kota Malang meraih juara 1 dalam perencanaan pembangunan tingkat provinsi, kategori kabupaten/kota se-Jawa Timur.
“Luar biasa. Ini adalah landasan yang baik. Ini pasti juga berkat kedekatan dengan para arsitek. Kalau merencanakan sesuatu tidak sporadis langsung bangun pagi lalu bertindak tetapi melalui perencanaan yang matang,” tuturnya.
Sebagai penutup, Riefky mengajak Pemerintah Kota Malang untuk mensinergikan visi besar Asta Cita dari Kementerian Ekraf dengan Asta Cita milik Pemkot Malang. Harapannya, ekonomi kreatif benar-benar menjadi pondasi dan tumpuan ekonomi nasional ke depan. (Junaedi)