Portal Jatim

Kirab Maskot Pilkada 2024 di SMA 1 Gedangan, Edukasi Pemilih Pemula dengan Semangat Demokrasi

Redaksi
57
×

Kirab Maskot Pilkada 2024 di SMA 1 Gedangan, Edukasi Pemilih Pemula dengan Semangat Demokrasi

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO — Hari terakhir rangkaian Kirab Maskot Pilkada 2024 berlangsung semarak di SMA Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo. Jumat. (11/10/2024).

Selain itu Ratusan pelajar dan guru menyambut antusias kedatangan maskot Si-JALIH, simbol Pilkada Jawa Timur, dan Guk KASIJO, maskot Pilkada Sidoarjo 2024.

Acara yang diinisiasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sidoarjo ini tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga momen edukasi politik bagi pemilih pemula yang akan berpartisipasi pada Pilkada 27 November mendatang.

Acara yang disambut meriah ini turut dihadiri oleh Ketua KPU Sidoarjo Fauzan Adim, Muhammad Iskhaq, Ketua KPU Sidoarjo periode 2019-2024, serta Mokhamad Yasin, Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, SDM, dan Partisipasi Masyarakat KPU Sidoarjo.

Tidak ketinggalan Ahmad Nidhom, Koordinator Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Sidoarjo, serta jajaran Forkopimka Kecamatan Gedangan.

Ketika tiba di lokasi, rombongan disambut dengan penampilan musik pelajar dan semangat para siswa. Fauzan Adim dalam sambutannya mengingatkan pentingnya peran pemilih muda dalam menjaga demokrasi.

“Kewajiban demokrasi kita adalah menggunakan hak pilih di Pilkada 27 November 2024. Melalui sosialisasi ini, kami berharap generasi muda dapat berpartisipasi aktif dan tidak golput,” ujar Fauzan.

Sementara itu, Mokhamad Yasin menekankan bahwa Kirab Maskot tidak hanya sekadar parade, tetapi juga bagian dari sosialisasi tahapan Pilkada 2024.

“Kami berharap, dengan kirab ini, pemilih pemula akan semakin sadar akan pentingnya politik dan paham tentang tahapan pemilu. Generasi muda jangan hanya apatis, tetapi ikut andil menentukan masa depan daerah mereka,” jelas Yasin.

Daftar Pemilih Tetap (DPT) memang belum tersedia, namun diperkirakan ada sekitar 231 ribu pemilih potensial di Kabupaten Sidoarjo.

“Jumlah ini mewakili 23 persen dari total pemilih. Jika mereka tidak disentuh atau diedukasi dengan baik, kemungkinan besar mereka tidak akan peduli dengan pemilihan,” ujar Ketua KPU.

Baca Juga:  Pastikan perijinan dipermudah, Plt Bupati Sidoarjo meninjau Maket perumahan Argent Parc

Oleh karena itu, kani secara aktif turun ke sekolah-sekolah, termasuk sebelumnya di SMA Al Islam Krian dan kini di SMA Negeri Gedangan Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa para pemilih pemula, terutama pelajar yang baru pertama kali memiliki hak suara, bisa memaksimalkan partisipasi mereka.

“Kami berharap dengan sosialisasi ini, pemilih pemula akan lebih paham pentingnya menyalurkan suara mereka, sehingga tingkat partisipasi pada Pilkada nanti bisa meningkat,” tambahnya.

Selain itu kita mengadakan kirab maskot di semua kecamatan sekabupaten Sidoarjo ini dengan harapan masyarakat luas biar tau tanggal 27 November itu ada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan wakil Bupati.

Kebetulan puncak kirab hari ini kita tempatkan di SMA Negeri 1 Gedangan biar menyentuh generasi pemula yang lebih dikenal apatis dan tidak mau tau terkait Pemilu atau pemilihan

Acara yang berlangsung di SMA Negeri 1 Gedangan ini merupakan puncak dari rangkaian kirab yang sebelumnya menyambangi berbagai tempat, termasuk Pasar Tulangan dan SMA Al Islam Krian.

Dengan menyasar sekolah-sekolah, KPU Sidoarjo berharap dapat mengedukasi lebih banyak pemilih pemula agar mereka lebih siap menyongsong Pilkada serentak pada 27 November 2024.

Acara ini juga diakhiri dengan diskusi interaktif oleh Muhammad Iskhak Ketua KPU Periode Tahun 2019-2024 yang diikuti oleh siswa-siswa terkait pentingnya memilih pemimpin yang baik dan kredibel, serta berbagai tahapan yang harus mereka pahami untuk bisa ikut serta dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.

pemaparan menarik mengenai pentingnya masyarakat, khususnya pemilih pemula, untuk mengevaluasi calon petahana (incumbent) yang maju kembali dalam Pilkada. Iskak menekankan bahwa pemilih harus kritis dalam menilai rekam jejak calon.

“Jika calon yang pernah memimpin itu baik, kita bisa memilihnya kembali sebagai bentuk apresiasi atau hadiah. Namun, jika kinerjanya kurang baik, ini saatnya kita memberikan ‘hukuman’ dengan tidak memilihnya lagi,” ujar Iskak di depan ratusan pelajar yang hadir. Pesan ini menjadi penting untuk mendidik para pemilih pemula agar lebih bijak dalam menentukan pilihan dan tidak sekadar mengikuti tren.

Baca Juga:  KPU Sidoarjo Sukseskan Pilkada Bersama Awak Media

Selain itu, Iskak juga menekankan pentingnya pemahaman mengenai syarat-syarat menjadi pemilih. “Pemilih harus berumur 17 tahun pada saat pemungutan suara, atau jika sudah menikah meskipun di bawah 17 tahun, tetap berhak memilih,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa pemilih harus terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk bisa menggunakan hak pilih di TPS sesuai dengan wilayah tempat tinggal.

Iskak menambahkan bahwa jika pemilih berada di luar daerah, seperti warga Nganjuk yang berdomisili di Sidoarjo, mereka bisa tetap memberikan suara untuk Pilgub melalui mekanisme pindah memilih dengan surat A5.

“Jika tidak terdaftar di DPT, jangan panik. Pemilih masih bisa menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan KTP di TPS, namun dibatasi pada jam 12.00 hingga 13.00, dan itu pun jika surat suara masih tersedia,” imbuhnya.

Selain penjelasan terkait teknis pemilihan, Iskak juga menyoroti fenomena politik uang. Ia mengajak para pelajar untuk menolak segala bentuk suap yang dapat merendahkan harga diri mereka.

“Jika kita menerima uang Rp100.000 dari calon, sama saja kita menjual harga diri kita seharga Rp1.666 per hari selama satu bulan. Bayangkan, harga diri kita lebih rendah dari harga sebutir permen,” tegasnya.

*) Ikuti Berita Terbaru Portal Indonesia di Google News klik disini dan Jangan Lupa di Follow.