Sekretaris Ketawan KWI, Romo PC Siswantoko Pr
YOGYAKARTA | portal-indonesia.com – Dalam pilkada 9 Desember 2020 mendatang hendaknya umat Katolik memilih calon kepala daerah yang berjiwa Pancasilais. Artinya, mereka memiliki wawasan kebangsaan yang memadai, menerima pluralisme, berlaku adil terhadap semua agama, suku, dan golongan.
“Disamping itu, para calon kepala daerah itu mempunyai keberanian melawan berbagai bentuk ekstrimisme, premanisme, dan intoleransi yang sering membuat kehidupan masyarakat semakin berat,” demikian seruan moral Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jumat (4/12/2020).
Ketua Kerawam KWI Mgr Vincensius Sensi Potokota mengatakan, umat Katolik sebagai pemilih hendaknya menggunakan hak politiknya secara benar, bijak, dan cerdas.
Memahami tata cara pemungutan suara di tengah pandemi Covid-19, mengenal calon kepala daerah yang akan dipilih, dan menentukan pilihan berdasarkan hati nurani.
Dalam butir lain seruan moralnya diingatkan agar umat Katolik mematuhi protokol kesehatan (prokes), lebih-lebih saat memberikan hak suaranya di TPS.
Dengan memakai masker yang benar, menjaga jarak aman saat bertemu dengan orang lain, dan rajin mencuci tangan dengan air yang mengalir atau dengan hand sanitizer.
Dalam seruan moralnya yang juga ditandatangani Sekretaris Kerawam KWI Romo PC. Siswantoko Pr diharapkan umat juga hendaknya menolak segala bentuk permainan politik kotor, seperti politisasi SARA dan bantuan sosial, politik uang, ujaran kebencian, berita bohong, dan ajakan untuk melakukan tindak kekerasan. Karena itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur demokrasi.
Sedangkan para calon kepala daerah sendiri hendaknya mengedepankan budaya berpolitik yang bermartabat.
Dengan berkompetisi berdasarkan kapasitas dan program kerja yang mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang ada di daerahnya serta memberi contoh yang baik dalam mentaati prokes.
Sementara penyelenggara dan pengawas pilkada hendaknya juga mengenakan alat pelindung diri (APD) yang memadai sesuai dengan prokes, memegang teguh undang-undang dan peraturan yang berlaku, menegakkan kode etik penyelenggaraan dan pengawasan, profesional, netral, serta adil.
Mgr Vincensius Sensi Potokota menambahkan, umat Katolik pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya diharapkan turut menciptakan suasana damai dan aman, serta memastikan bahwa pilkada benar-benar berjalan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan sehat sampai tahapan akhir. (Bams)