OPINI

Kepemimpinan yang Bijak, Mengelola Bencana dan Konflik Sosial di Kabupaten Lamandau dengan Efektif

Redaksi
×

Kepemimpinan yang Bijak, Mengelola Bencana dan Konflik Sosial di Kabupaten Lamandau dengan Efektif

Sebarkan artikel ini
Zayantiizmawardhani

OPINI — Kabupaten Lamandau di Kalimantan Tengah sedang menghadapi tantangan kompleks dalam bentuk bencana alam dan konflik sosial.

Peran aktif dan kolaboratif dari pemerintahan daerah, khususnya kepemimpinan yang responsif, menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.

Menjelang Pilkada 2024, potensi konflik sosial meningkat. Pemerintah Kabupaten Lamandau di bawah kepemimpinan Pj Bupati Said Salim mengambil langkah proaktif dengan membentuk Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial.

Rapat koordinasi yang melibatkan Forkopimda, camat, dan kepala OPD dilaksanakan untuk memetakan wilayah rawan konflik dan menyusun strategi pencegahan. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga kondusivitas daerah.

Konflik agraria antara masyarakat adat Kinipan dan perusahaan perkebunan sawit telah berlangsung sejak 2018. Masyarakat Kinipan menuntut pengakuan atas wilayah adat mereka dan masyarakat.

Polres Lamandau menginisiasi pertemuan dengan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) pada 26 November 2024 untuk memastikan suasana aman dan kondusif selama Pilkada 2024.

Dalam pertemuan tersebut, ormas-ormas sepakat untuk mendukung penuh pelaksanaan Pilkada yang aman dan damai, serta melarang anggota membawa atribut organisasi atau senjata saat memantau proses pemungutan suara.

Pada 1 Juli 2024, Pj Bupati Lamandau Lilis Suriani membuka kegiatan penyusunan dokumen Rencana Kontingensi Banjir dan Karhutla tahun 2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan aparat dan masyarakat dalam menghadapi bencana, dengan melibatkan narasumber dari BNPB. Menjelang Pilkada 2024, potensi konflik sosial meningkat. Pemerintah Kabupaten Lamandau, di bawah kepemimpinan Pj Bupati Said Salim, mengambil langkah proaktif dalam membentuk Tim Terpadu.

Dalam rapat tersebut, dilakukan pembahasan mengenai mitigasi dan pemetaan wilayah yang berpotensi terjadi konflik sosial. Paparan kondisi wilayah disampaikan oleh seluruh camat, dan masukan diberikan oleh unsur Forkopimda, termasuk Kajari, perwakilan Kodim, dan Polres Jakarta serta Pusat Studi Manajemen Bencana.

Baca Juga:
Polres Probolinggo Tingkatkan Patroli Malam di Tahapan Kampanye Pilkada 2024

BPBD Lamandau kembali membentuk Desa Tanggap Bencana (Destana) di Kecamatan Bulik, yakni Kelurahan Nanga Bulik, Kujan, dan Desa Batu Kotam. Pembentukan Destana bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu berperan dalam penanggulangan kebencanaan di daerah, dengan melibatkan masyarakat dalam pencegahan, deteksi dini, hingga penanggulangan bencana. Isi kegiatan tersebut meliputi pemetaan wilayah rawan konflik, koordinasi aktif dengan Forkopimda dan para camat, serta pelibatan organisasi masyarakat (ormas) untuk menjaga keamanan selama pemilu.

Dalam kondisi seperti ini, peran kepemimpinan yang bijak dan responsif menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial dan keselamatan masyarakat.

Kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Penjabat (Pj) Bupati Lamandau selama tahun 2024 mencerminkan upaya strategis dan kolaboratif dalam menangani dua tantangan besar tersebut.

Selain dalam hal konflik dan bencana, kepemimpinan bijak juga tercermin dari capaian sosial. Pada tahun 2024, angka stunting di Kabupaten Lamandau berhasil diturunkan dari 25,5% menjadi 13,2%, jauh melampaui target nasional.

Atas pencapaian ini, Pj Bupati Lilis Suriani menerima penghargaan “Satu Inspirasi 2024” dari pemerintah pusat. Keberhasilan ini diraih melalui kerja sama lintas sektor antara tenaga kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan perangkat daerah.

Pj Bupati Lilis Suriani memimpin kegiatan ini dengan dukungan dari BNPB dan akademisi. Tujuannya adalah meningkatkan kesiapsiagaan lintas sektor dan memastikan penanganan bencana yang cepat, tepat, dan terkoordinasi.

BPBD Kabupaten Lamandau juga membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kelurahan Nanga Bulik, Desa Kujan, dan Batu Kotam. Masyarakat setempat dilatih untuk mendeteksi dini, merespons, dan menangani situasi darurat secara mandiri.

Ketika banjir melanda Desa Sepoyu pada 30 Agustus 2024, Pj Bupati Said Salim turun langsung ke lokasi. Ia memastikan bantuan logistik disalurkan dan melakukan koordinasi lintas sektor untuk penanganan cepat dan efektif.

Baca Juga:
Menteri Nusron Ajak Kepala Daerah Bergerak Bersama Wujudkan Reforma Agraria dan Tata Ruang Berkeadilan

Penanganan ini diapresiasi oleh warga dan menunjukkan kepemimpinan yang hadir di tengah masyarakat.

Kepemimpinan di Kabupaten Lamandau pada tahun 2024 merupakan contoh nyata dari kepemimpinan yang bijak, proaktif, dan kolaboratif. Melalui langkah-langkah strategis dalam mengelola konflik sosial, kesiapsiagaan menghadapi bencana, serta pencapaian di bidang sosial, pemerintah daerah berhasil menjaga stabilitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Sebagai pelajar atau mahasiswa yang mempelajari dinamika pemerintahan daerah dan manajemen kebencanaan, saya menyadari pentingnya peran kepemimpinan yang berorientasi pada solusi dan kolaborasi lintas sektor.

Pembelajaran dari Kabupaten Lamandau menjadi inspirasi bagi saya dalam membangun semangat kepedulian sosial, kesiapsiagaan bencana, serta mendorong terwujudnya masyarakat yang tangguh dan inklusif.

Kepemimpinan seperti ini layak dijadikan model bagi daerah lain dalam mewujudkan pemerintahan yang tanggap, inklusif, dan berorientasi pada solusi jangka panjang.

Melalui pembahasan ini, saya semakin memahami bahwa keberhasilan suatu daerah dalam mengatasi bencana dan konflik sosial sangat bergantung pada kualitas kepemimpinan dan sinergi antar pihak.

Kepemimpinan yang bijak adalah kepemimpinan yang mampu membaca kebutuhan masyarakat, bertindak cepat dalam krisis, dan mengedepankan dialog serta kolaborasi dalam menyelesaikan konflik.

Kabupaten Lamandau telah membuktikan bahwa tantangan sebesar apapun dapat diatasi bila pemimpinnya hadir secara nyata di tengah masyarakat, mengutamakan komunikasi lintas sektor, dan fokus pada kepentingan rakyat. Penurunan angka stunting, keberhasilan penanganan banjir, serta suasana damai menjelang Pilkada bukanlah hasil kerja individu, melainkan buah dari kepemimpinan yang mampu merangkul dan menggerakkan semua elemen masyarakat.

Sebagai bagian dari generasi muda, saya merasa terinspirasi oleh praktik-praktik baik yang dilakukan di Kabupaten Lamandau. Kepemimpinan seperti ini memberi harapan bahwa masa depan Indonesia bisa lebih baik jika dipimpin oleh orang-orang yang visioner, responsif, dan peduli pada masyarakat.

Baca Juga:
Pilkada 2024, Insiden di Pasangkayu Picu Pemungutan Suara Ulang

Saya berkomitmen untuk terus belajar, meningkatkan kepedulian sosial, dan suatu saat berkontribusi aktif dalam menghadirkan perubahan yang positif melalui kepemimpinan yang adil dan bijaksana.

Dengan semangat tersebut, semoga apa yang telah dilakukan di Lamandau menjadi contoh konkret yang dapat diadopsi oleh daerah lain dalam menghadapi tantangan serupa, sekaligus mendorong terbentuknya masyarakat yang kuat, tanggap, dan saling peduli.


Nama: Zayantiizmawardhani
Prodi: Ilmu Pemerintahan / FISIP
Universitas: Universitas Muhammadiyah Malang
Link: https://pemda.lamandaukab.go.id/berita/pj-bupati-said-salim-pimpin-rapat-terpadu-penanganan-konflik-sosial

OPINI

Hari-hari ini kata babi jadi trending topic di berbagai platform media massa, terutama media sosial….