Portal Jatim

Kepedulian Terhadap Disleksia, RSUD Notopuro Mengedukasi Guru untuk Dukung Siswa

Redaksi
75
×

Kepedulian Terhadap Disleksia, RSUD Notopuro Mengedukasi Guru untuk Dukung Siswa

Sebarkan artikel ini
RSUD Notopuro Sidoarjo sukses menggelar kegiatan sosialisasi tentang disleksia di Balai Mojopahit pada Kamis (19/09/2024)

SIDOARJO – RSUD Notopuro Sidoarjo sukses menggelar kegiatan sosialisasi tentang disleksia di Balai Mojopahit pada Kamis (19/09/2024) dengan dihadiri oleh lebih dari 300 peserta, termasuk guru-guru SD, SMP, SMA, serta tenaga bimbingan konseling.

Acara ini bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai disleksia, khususnya dalam konteks pendidikan. Wakil Direktur Pelayanan RSUD Notopuro, dr. Wasis Nupikso Sp.OG, M.Kes, menekankan pentingnya kesadaran mengenai disleksia di kalangan orang tua dan guru.

“Disleksia sering kali tidak disadari oleh orang tua, padahal gejalanya dapat dikenali sejak dini. Anak-anak dengan disleksia kerap mengucapkan kata-kata secara terbalik, dan jika tidak diidentifikasi sejak awal, hal ini bisa mengganggu proses belajar mereka,” jelas dr. Wasis.

Lebih jauh, dia menegaskan bahwa disleksia bukanlah bentuk keterbelakangan intelektual. “Anak dengan disleksia bukan berarti bodoh; mereka hanya mengalami kesulitan dalam mengeja dan berbicara dengan lancar,” tuturnya.

Jika dikenali lebih awal, anak-anak ini dapat diarahkan dengan tepat, sehingga proses belajar mereka tidak terganggu. Acara sosialisasi ini juga menyoroti peran vital guru BK dalam mendeteksi siswa berpotensi mengalami gangguan belajar, termasuk disleksia.

“Guru-guru diharapkan dapat bekerja sama dengan orang tua dan pihak RSUD untuk memberikan pendampingan yang sesuai,” imbuhnya.

Dr. Wasis berharap, kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa disleksia bukanlah penyakit atau kekurangan, melainkan sebuah perbedaan cara belajar. Dengan penanganan yang tepat, anak-anak dengan disleksia bisa tetap meraih prestasi.

RSUD Notopuro juga membuka peluang bagi orang tua untuk berkonsultasi lebih lanjut melalui program parenting yang akan melibatkan kerjasama antara sekolah dan rumah sakit.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan peka terhadap kebutuhan setiap anak.