Portal Jateng

Kabid SDA PUPR Purworejo Angkat Bicara, Terkait Adanya Pemberitaan Miring

Portal Indonesia
×

Kabid SDA PUPR Purworejo Angkat Bicara, Terkait Adanya Pemberitaan Miring

Sebarkan artikel ini
Kabid SDA PUPR Purworejo, Ahmad Ngadlan

PURWOREJO, – Adanya pemberitaan opini yang kurang baik untuk dibaca masyarakat terkait renovasi di Ngasinan dan renovasi di Gunung Butak, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Kabid SDA Dinas PUPR Kabupaten Purworejo angkat bicara dan memberikan penjelasan.

“Kami selaku pengelola kegiatan memberikan tanggapan atas berita tersebut yang pertama dapat kami sampaikan terkait dengan pekerjaan pasangan pondasi, pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan sudah melaksanakan sesuai dengan ketentuan yaitu memompa atau menguras air yang ada di dalam galian pondasi itu,” kata Kabid SDA Dinas PUPR Kabupaten Purworejo, Ahmad Ngadlan, Sabtu (27/7/2024).

Lebih lanjut, Kabid SDA menjelaskan, bahwa sebenarnya pekerjaan pondasi yang ada di sayap kiri tersebut sudah dikerjakan beberapa hari sebelumnya terjadi genangan air yang ada di lokasi tersebut, pekerjaan pondasi lapis bawah atau bagian bawah ini sudah dikerjakan.

“Terjadinya genangan itu dikarenakan perpindahan pompa, jadi pompa yang digunakan untuk menyedot air yang ada di dalam galian itu dipindahkan di
sisi sebelah barat yang tadinya di sisi sebelah timur. Kemudian dipindah ke barat, ketika proses pemindahan ini karena mata air atau sumber air yang ada di sungai ini cukup lumayan besar sehingga genangan air ini terjadi akan tetapi ketika pompa ini sudah siap atau ada di posisi barat penyedia jasa ini melakukan penyedotan dan pompa yang berfungsi dengan baik, artinya genangan air itu bisa diatasi,” jelasnya.

Terkait pemasangan batu yang menggunakan batu tersedia itu karena bangunan lama yang ada di lokasi tersebut terdapat bronjong,
bronjong eksisting yang menjadi dasar sepanjang kurang lebihi 22 meter dengan ketinggian kurang lebih 1,5 meter dengan lebar 2 sampai 3 meter.

Baca Juga:
FKPPI Purworejo Gelar Acara Ulang Tahun ke-46

“Jadi sudah jelas bahwa ketika pembongkaran bangunan bronjong sudah ada batu yang tersedia oleh bangunan lama dari hasil bongkaran. Ketika ada batu yang dihasilkan dari bongkaran tersebut maka kami hitung, kami hitung kembali bahwa batu itu bisa digunakan artinya yang digunakan itu bukan batu yang ada di sungai tapi batu hasil bongkaran dari bangunan lama dan itu memang kondisi batunya masih bagus dan bisa digunakan,” terangnya.

“Kami hitung batu persediaan dengan presentase yang mendekati kondisi di lapangan jadi tidak sepenuhnya, artinya misalnya batu yang tersedia kita ada 10 kubik kita hitung 8 kubik seperti itu. Jadi bahwa penggunaan batu yang tersedia ini bukan menggunakan batu sungai tapi menggunakan batu pasangan lama yang dibongkar kemudian digunakan kembali dan itu di dalam RAB kami hitungkan sebagai baru tersedia,” imbuhnya.

Kabid SDA menegaskan, bahwa terkait dengan penggunaan K3 saat melaksanakan pekerjaan, dirinya selalu menyampaikan ke penyedia jasa bahwa di dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengutamakan k3 terkait dengan keselamatan konstruksi para pekerja.

“Pada saat awal pekerjaan dari pihak penyedia selalu memberikan pengarahan dan ini kami juga mempunyai bukti-bukti bahwa pelaksana tetap melaksanakan k3 memberi pengarahan keselamatan konstruksi dan juga melengkapi pekerja ini dengan APD,” tegasnya

Diungkapkannya, kalau dilihat dari dokumentasi di lapangan yang ada, bahwa para pekerja ini sudah lengkap menggunakan sepatu boot atau safety boot, rompi dan juga menggunakan helm.

“Hanya saja ini terkait dengan yang ada di lapangan dapat kami sampaikan sebagian memang pekerja tidak menggunakan helm, ini sebenarnya karena para pekerja merasa ada kesulitan ketika mereka membungkuk untuk memasang batu dan sebagainya itu helm tidak berfungsi dengan baik artinya sering copot, makannya kadang memang tidak dipakai untuk helmnya akan tetapi juga dari pihak penyedia barang selalu menyarankan untuk selalu menggunakan K3,” ungkapnya.

Baca Juga:
Lima Tahun Mangkrak, Gedung Serbaguna Desa Sawit Cuma Tiang dan Atap

“Para pekerja ini sebagian besar sudah menggunakan K3 sesuai dengan ketentuan menggunakan helm pengaman menggunakan rompi dan menggunakan sepatu pengaman seperti itu terkait dengan keselamatan konstruksi,” terangnya.

Kabid SDA kemudian menyampaikan lagi dengan spesifikasi teknis faktor di dalam pekerjaan pemasangan baru menggunakan mortar.

“Pasangan batu dengan mortar ini tentu sudah mempunyai spesifikasi tersendiri yang dibuat oleh masing-masing penyedia barang. Dari dari pekerjaan mortar tersebut kami juga mengambil sampel atau benda uji yang kami buat setiap produksi pekerjaan. Artinya setiap hari pemasangan batu kita selalu mengambil sampel untuk diujikan,” bebernya.

“Nanti kita akan ujikan. Tentu didalam spesifikasi tehnis yang bisa membuktikan adalah hasil uji,” ungkapnya.

Perlu diketahui juga bahwa dari masing-masing paket itu dari dinas juga belum membayar kepada para penyedia barang. Jadi tidak ada kerugian negara pada proyek tersebut.

“Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium tersebutlah nanti yang menjadi acuan kami ketika di dalam pelaksanaan pembayaran,” kata Kabid SDA.

“Kemudian terhadap serapan anggaran belum sama sekali karena baru kemarin mengajukan uang muka jadi artinya belum ada yang kami bayar. Akan kami bayar di minggu depan mungkin baru uang muka yang menjadi hak yang sudah tertera di dalam kontrak,” imbuhnya

Untuk progress sendiri saat ini sedang berjalan dan sampai saat ini juga belum mengajukan pembayaran sesuai dengan progres berjalan, karena di dalam ketentuannya bahwa pekerjaan mortar itu bisa dibayar setelah pengujian kurang lebih sekitar 28 hari dan itu baru kami akan bisa membayar ketika hasil pengujian ini sudah ada,” jelasnya.

“Jadi dari masing-masing paket pekerjaan yang berjalan yang pertama terkait dengan pembayaran kapi belum melakukan pembayaran dan tentunya di dalam pembayaran ini nanti akan mengacu yang pertama terkait dengan hasil pengukuran lapangan dan juga terkait dengan hasil uji laboratorium,” pungkasnya. (Fauzi)