Olahraga

Jalin Silaturahmi Antar Padepokan, Para Pendekar Kumpul di Desa Guyangan

174
×

Jalin Silaturahmi Antar Padepokan, Para Pendekar Kumpul di Desa Guyangan

Sebarkan artikel ini
Jalin Silaturahmi Antar Padepokan, Para Pendekar Kumpul di Desa Guyangan
Sejumlah pendekar berlaga di atas pentas dalam acara silaturahmi antar perguruan pencak silat, bertempat di Dusun Ngasinan, Desa Guyangan, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 

PURWOREJO – Puluhan pendekar dari berbagai perguruan pencak silat (padepokan) dari sejumlah daerah di Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo, hadir dan tampil pada acara silaturahmi antar padepokan (perguruan pencak silat) dalam rangka peringatan Dirgahayu Republik Indonesia ke 78 tahun 2023 di Dusun Ngasinan, Desa Guyangan, Minggu (27/8/2023) malam.

Bahkan, beberapa pendekar perguruan pencak silat dari daerah Kulon Progo hadir dalam acara tersebut.

Scroll kebawah untuk lihat konten

Muhammad Abdullah selaku Dewan Kehormatan KONI Kabupaten Purworejo dalam pidatonya menyampaikan,  bahwa pencak silat itu adalah asli produk Indonesia.

“Di Kabupaten Purworejo sendiri, juga ada banyak perguruan pencak silat,” katanya.

Abdullah mengatakan, kalau kita boleh jujur bahwa perguruan pencak silat di Kabupaten Purworejo ini banyak dan secara organisasi dinamakan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) cabang Kabupaten Purworejo.

Namun, secara organisasi belum bagus karena satu sama lain perguruan masih egosektoral (masih ego memikirkan perguruan sendiri sendiri) belum bisa bersama-sama bahwa pencak silat itu sudah jadi seni bela diri yang dipertandingan di kancah internasional seperti di ajang SEA Games atau Southeast Asian Games.

Maka ketika Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games, banyak sekali atlit pencak silat dari luar daerah sana yang menyumbang mendali emas.

“Tetapi sampai sekarang dari Kabupaten Purworejo belum melahirkan pesilat pesilat yang mampu bersaing mampu berlaga di pertandingan tersebut. Jangankan di kancah nasional di kancah regional kedua saja masih belum banyak berbicara atau terbukti,” ucap Abdullah dalam pidatonya.

Dia mencontohkan seperti even pekan olahraga se-Jawa Tengah pada tanggal 5 sampai 11 Agustus 2023.

Dalam even itu, pesertanya melalui babak kualifikasi di masing-masing karisidenan.

Sementara dalam kualifikasi di Karisidenan Kedu, dari Kabupaten Purworejo tidak ada satupun yang lolos.

Hal itu menurutnya cukup memprihatinkan. Sebab di Kabupaten Purworejo itu banyak perguruan, banyak padepokan, terus anak anak banyak yang ikut latihan, tetapi belum bisa berprestasi secara maksimal.

“Tentu persoalannya banyak, salah satunya adalah organisasinya belum bisa ditata dengan baik,” imbuhnya.

Jalin Silaturahmi Antar Padepokan, Para Pendekar Kumpul di Desa Guyangan
Nomor 2 dari kiri, Ketua Dewan Kehormatan KONI Kabupaten Purworejo, Muhammad Abdullah.

Sebenarnya, lanjut Abdullah, dunia olahraga mendapat perhatian dari pemerintah cukup lumayan besar. Hal ini tertuang dalam payung hukum yang namanya Perda.

Diceritakannya, bahwa saat jadi anggota DPR tahun 2019 – 2020, dia menginisiasi di Kabupaten Purworejo harus ada Perda tentang Olahraga. Sehingga kemudian ditetapkanlah Perda tentang Olahraga tersebut.

Dalam Perda itu isinya antara lain, memberikan kesempatan seluas luasnya kepada para pelaku olahraga apapun, termasuk pencak silat untuk dapat perhatian dari pemerintah terutama dari anggaran. Jadi padepokan padepokan yang resmi terdaftar ada SK-nya itu bisa mengusulkan kebutuhan untuk kemajuan padepokan, misalnya matras tempat latihan, seragam dan lainnya.

Maka dengan adanya Perda tentang Olahraga yang dimiliki Kabupaten Purworejo, dapat memberi kesempatan seluas luasnya bagi masyarakat pelaku olahraga.

“Ini menjadi kesempatan bagi masyarakat pelaku olahraga termasuk pelaku seni bela diri pencak silat untuk mengakses supaya dapat berlatih yang lebih baik, fasilitasnya lebih baik yang kemudian harapan ke depan mampu mencetak pesilat pesilat yang unggul yang bisa lebih baik sehingga mampu mewakili Kabupaten Purworejo di kancah yang lebih tinggi,” terangnya.

Abdullah menjelaskan bahwa pencak silat yang dipertandingkan ada dua jenis. “Pertama, yakni bela diri murni, dan kedua adalah seni beladiri,” ujarnya.

Dalam pidatonya, Abdullah mengapresiasi kepada pihak Pemdes Guyangan yang mampu melestarikan pencak silat.

“Saya sangat bangga karena kesenian pencak silat masih diuri-uri (dijaga, dilestarikan), silahkan diteruskan dan ditingkatkan, semoga kedepan semakin bagus, semoga dengan adanya silaturahim pencak silat ini pesilat pesilat tambah erat dalam persatuan dan kesatuan,” urainya.

Untuk diketahui, Muhammad Abdullah pernah menjabat sebagai ketua KONI Kabupaten Purworejo. Tapi setelah terpilih menjadi anggota DPRD, dia mundur dari jabatannya sebagai Ketua KONI Purworejo.

Dia saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan KONI Purworejo.

Sementara itu Kepala Desa Guyangan, Prayitno menyampaikan, bahwa acara seperti ini selain memperingati HUT ke 78 Kemerdekaan RI, juga uri uri budaya, dan menjalin silaturahmi antar perguruan pencak silat.

“Harapan kami bisa mencetak atlit-atlit yang handal sehingga bisa maju di kancah nasional bahkan internasional,” ujarnya.

Prayitno dalam pidatonya juga menyampaikan bahwa perguruan pencak silat Tri Sakti yang ada di Desa Guyangan, sudah berdiri puluhan tahun silam.(Fauzi)

error: