SIDOARJO – Genap 19 tahun tragedi semburan lumpur panas Lapindo menyelimuti tanah Sidoarjo, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sidoarjo menggelar aksi refleksi di tanggul Desa Siring, Kecamatan Porong, Rabu (28/5/2025).
Dengan tema “Peduli Lingkungan dan Masyarakat Terdampak Lapindo,” aksi ini menjadi simbol kepedulian dan desakan keadilan.
Dipimpin langsung Ketua Umum PC IMM Sidoarjo, Bagus Yoga Aditya, sebanyak 65 mahasiswa menyerukan agar negara tak lagi abai terhadap nasib para korban Lapindo yang hingga kini masih hidup dalam ketidakpastian.
“Sudah 19 tahun, tapi masyarakat Siring belum mendapatkan ganti rugi yang layak. Pemerintah harus berhenti menutup mata!” tegas Yoga dalam orasinya.
Ia menyoroti ketidakadilan yang terus dirasakan warga. “Tanah mereka ambles, hidup dalam ketidakpastian, bahkan hak dasar mereka belum terpenuhi. Ini bukan hanya bencana alam, tapi bencana kemanusiaan yang tak kunjung ditangani dengan serius,” tambahnya.
Mahasiswa juga menyuarakan potensi besar wilayah terdampak jika direstorasi. “Bisa dibangun sekolah, fasilitas umum, bahkan kantor pemerintahan. Tapi faktanya, yang tersisa hanya lumpur dan janji,” katanya dengan nada getir.
Aksi damai ini mendapat pengawalan dari Polsek Porong dengan 20 personel pengamanan. Kapolsek AKP A. Agung Wisnawa menyampaikan apresiasinya atas aksi yang berlangsung tertib. “Kami menghargai aspirasi adik-adik mahasiswa. Aksi berjalan damai dan kondusif,” ujarnya.
Peringatan ini bukan sekadar mengenang, tapi menjadi penanda bahwa luka Lapindo masih menganga. IMM Sidoarjo menegaskan, mereka akan terus mengawal perjuangan korban hingga keadilan benar-benar ditegakkan.
