Nasional

Ikatan Dosen Katolik Indonesia Gandeng Organisasi Kawanua Katolik dan Pemkot Tomohon

37
×

Ikatan Dosen Katolik Indonesia Gandeng Organisasi Kawanua Katolik dan Pemkot Tomohon

Sebarkan artikel ini
Ikatan Dosen Katolik Indonesia Gandeng Organisasi Kawanua Katolik dan Pemkot Tomohon
Ist

JAKARTA – Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober nanti akan diadakan acara penandatanganan Kerjasama antara Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI), Kawanua Katolik (Kawkat) dan Pemerintah Kota Tomohon Sulawesi Utara.

“Kerjasama ini dalam rangka Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) para dosen Katolik seluruh Indonesia, dimana PKM adalah merupakan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh seorang dosen,“ ungkap Dr Joseph M J Renwarin, selaku Ketua Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat IKDKI Pusat, dalam siaran persnya, Minggu (24/10/2021).

Menurutnya setiap kegiatan PKM harus melibatkan mitra kerja, baik organisasi non laba, instansi pemerintah maupun instansi swasta.

Ketua Umum IKDKI Pusat, Prof Dr Ir Agustinus Purna Irawan menambahkan  dalam Program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar, setiap Kegiatan Tridharma yang melibatkan para praktisi dibidangnya untuk berkontribusi di kampus juga memberikan nilai akreditasi bagi kampus.

“Kawkat memiliki banyak praktisi di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) sehingga akan sangat membantu para dosen-dosen Katolik di seluruh Indonesia untuk memenuhi kegiatan Tridharmanya,” kata Ketua Umum IKDKI yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Tarumanagara Jakarta.

Acara penandatangan kerjasama ini dilanjutkan dengan kegiatan Webinar Series nasional yang pertama, dengan menghadirkan para pembicara tingkat nasional baik dari Pemkot Kota Tomohon, Dosen-dosen lintas disiplin ilmu dari IKDKI dan praktisi dari Kawkat. Tema yang diambil adalah Fenomena Rumah Panggung Woloan (RPW) Kota Tomohon Sulawesi Utara. Rumah Panggung Woloan (RPW) merupakan hunian tradisional yang diwariskan turun temurun dalam kelompok masyarakat setempat.

Dalam perkembangannya, Rumah Panggung Woloan menjadi fenomenal karena menjadi sebuah industri bernilai ekonomi sangat tinggi, ketika pasar terbuka untuk tingkat nasional bahkan internasional. Desa Woloan di Kota Tomohon dianggap sebagai salah satu kawasan industri rumah kayu terbesar di Indonesia. Seringkali muncul beberapa pertanyaan terkait filosofi dan relevansinya, serta nilai ekonomis Rumah Panggung ini.

Dalam Webinar ini, para pembicara akan melihat dari berbagai dimensi keilmuan baik dari sektor pendapatan pemerintah, konteks budaya, gaya arsitektur dan dari sisi manfaat ekonomis.

Mereka yang bakal tampil berbicara Keynote Speaker : Caroll. J. A. Senduk, S.H, Walikota Tomohon Sulawesi Utara, Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, Ketua Umum IKDKI Pusat. Sedangkan Invited Speaker adalah pembicara pertama yakni Dr. Ricardo Renwarin, Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STFSP) Sulawesi Utara, seorang Doktor Antropologi tamatan Rijkz University of Leiden Belanda, yang juga merupakan Peneliti dan Budayawan Minahasa dan Maluku. Ia akan membahas tentang Filosofi Rumah Panggung Woloan. Pembicara kedua yakni Dr. Krismanto Kusbiantoro, S.T, M.T, seorang Doktor Arsitektur yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Inovasi dan Kemitraan, Universitas Kristen Maranatha Bandung Jawa Barat. Ia akan membahas tentang memaknai Arsitektur Tradisional untuk konteks masa kini. Pembicara ketiga yakni Anton J Supit, pengusaha asal Sulawesi Utara yang menjabat sebagai Ketua Umum APINDO. Ia akan membahas tentang nilai ekonomis budaya rumah panggung Woloan untuk konteks masa Kini.

“Acara ini selaras dengan Program Kementrian Pariwisata yang sering dijelaskan oleh pak Menteri Sandiaga Uno di beberapa media” ungkap Stefi Rengkuan, Ketua Umum Kawkat.

Ditambahkan juga oleh Frangky Boseke, yang akan menjadi moderator dalam Webinar Series Nasional ini bahwa saat ini, Kementerian Pariwisata sedang mencanangkan Program Desa Cerdas ke Seluruh Nusantara. Harapan dari Kawanua Katolik, dengan kegiatan Dosen Membangun Desa selaras dengan Program mencerdaskan desa. (*/bams)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *